Monday, March 4, 2013

Tim Pemenangan SBY-Boediono Yang Disebut Anas Terlibat Century?

Pasangan SBY-Boediono saat kampanye Pilpres 2009 yang lalu.


Jakarta, BeritaPrima.com — Keterangan anggota Tim Kecil Tim Pengawas Century DPR RI setelah berkunjung ke kediaman Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Senin (4/3/2013), menimbulkan teka-teki besar. Dari bahasa tubuh dan kalimat yang mereka gunakan saat menyebut adanya empat nama baru yang disampaikan Anas mengesankan bahwa mereka adalah orang-orang penting di negeri ini. Benarkah? Dan siapakah mereka?

Sampai detik ini lima anggota Timwas yang telah menemui Anas itu tetap tutup mulut. Alasannya, mereka masih harus mendalami informasi baru ini. Bahkan sangat terbuka kemungkinan untuk kembali mengunjungi Anas guna menggali informasi lebih jauh. Anas sendiri juga sudah menyediakan diri untuk bekerjasama dan siap hadir secara resmi di DPR bila diperlukan.

Anggota Timwas yang kemarin bertandang ke kediaman Anas adalah Hendrawan Supratikno (FPDIP), Ahmad Yani (FPPP), Fahri Hamzah (FPKS), Syarifuddin Suding (F-Hanura), dan Chandra Tirta Wijaya (F-PAN). Kelima anggota Timwas itu tak hanya menerima informasi soal empat nama baru itu, tapi juga mempertanyakan dan mendiskusikan peran keempatnya dalam kasus Century. (Selengkapnya baca ‘Siapakah Empat Nama Yang Disebut Anas?‘)

Yang jelas, empat nama yang disebut Anas cukup mengejutkan bagi Timwas. Meski mereka bukanlah nama baru, tetapi menurut Hendrawan, semula tidak terpikir kalau mereka terlibat. “Fakta itu selama ini tidak dianggap penting, tapi setelah dilihat dengan cara pandang berbeda, fakta itu menjadi penting. Jadi informasi ini harus dikaji lagi,” kata Hendrawan.

Tak pelak, pernyataan para anggota Timwas ini menumbulkan kegeraman pihak Demokrat. Salah seorang Ketua DPP Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, bahkan sempat menyebut mereka yang mengorek informasi dari Anas itu cuma mencari sensasi. “Kalau memang ada informasi yang baru, mengapa harus disembunyikan. Ini kan hanya menimbulkan keresahan masyarakat,” kata putra Menkumham Amir Syamsuddin itu di Jakarta, Selasa (5/3/2013).

Pendapat serupa disampaikan para politisi Demokrat yang delama ini dikenal sebagai ‘corong’ kubu Cikeas. Mereka menyebut kunjungan ke kediaman Anas tidak pantas dilakukan. “Informasi apa yang bisa diperoleh dari Anas. Nol besar,” kata politisi Demokrat, Ruhut Sitompul, yang selama ini kerap terang-terangan menyerang Anas.

Pun dengan pihak istana juga geram dengan kejadian ini. Staf Khusus Presiden bidang Informasi dan Komunikasi, Heru Lelono, menuding adanya pihak tertentu yang sengaja mendorong-dorong Anas untuk mendiskreditkan SBY. (Selengkapnya baca ‘Istana Pertanyakan Mengapa Anas Sebut SBY di Kasus Century‘)

Lantas, siapa sih sebenarnya empat nama yang disebut Anas? BeritaPrima pun berupaya mengorek dari orang-orang dekat di sekitar Anas yang kebetulan ikut ‘nguping’ pertemuan Anas dengan Timwas. Menurut sumber orang dekat Anas, nama yang kini menjadi teka-teki publik itu bukanlah dari kalangan pejabat pemerintah, Bank Indonesia atau KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). Bukan juga SBY atau keluarganya.

Nama-nama itu selama ini juga belum pernah dipanggil oleh Pansus maupun Timwas Century. Maklum, posisi mereka memang berada di luar struktur yang berwenang dalam pengucuran bail out dana Century senilai Rp 6,7 triliun. ”Mereka bukan dari keluarga Presiden SBY. Namun nama-nama tersebut ada benang merah dengan Istana,” ungkap sumber tersebut meyakinkan.

Setelah mendengar keterangan Anas, cerita sumber tersebut, anggota Timwas yang hadir terkaget-kaget dan seolah tak percaya. ”Tapi setelah mendapat penjelasan menjadi paham. Nama-nama ini memang tidak pernah dipanggil oleh Pansus Angket Century dan Timwas Century,” urai sumber tadi.

Dari keempat nama baru yang disebut Anas, kata sumber tersebut, salah seorang dantaranya adalah perempuan. “Dia dikenal sebagai pengusaha sukses. Sedangkan sisanya adalah laki-laki, yang juga merupakan para pengusaha sukses,” tandasnya.

Lantas dimana letak benang merah mereka dengan SBY? Sumber itu pun menjelaskan, bahwa para pengusaha tersebut merupakan Ring-1 saat SBY-Boediono maju dalam Pilpres 2009 lalu. “Bisa dikatakan mereka lah yang memiliki peran besar dalam pendanaan pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009,” jelas sumber tersebut.

Kabar soal aliran dana Century ke Tum Sukses SBY sebenarnya bukan merupakan kabar baru. Sejak skandal Bank Century mencuat ke permukaan, kabar adanya aliran dana Century ke orang-orang dekat SBY sudah beredar luas. Waktu itu LSM Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) bahkan mengeluarkan selebaran yang berisi aliran dana tersebut, sehingga sempat menghebohkan.

Saat itu, aktivis Bendera, Ferdi Simaun, mengaku memperoleh data yang diyakini valid itu dari jaringan aktivis Jakarta, Bandung, Cianjur dan Bogor. Namun, dia sampai detik ini masih merahasiakan darimana data tersebut diperolehnya. Dalam selebaran versi Bendera itu menyebutkan sejumlah penerima aliran dana Century, yakni: KPU menerima dana Rp 200 miliar, LSI Rp 50 miliar, FOX Rp 200 miliar, Partai Demokrat Rp 700 miliar, Edhie Baskoro Yudhoyono Rp 500 miliar, Hatta Radjasa Rp 10 miliar, Mantan Panglima TNI, Djoko Suyanto Rp 10 miliar, Mantan Jubir Presiden Andi Malarangeng Rp 10 miliar, Rizal Malarangeng Rp 10 miliar, Choel Malarangeng Rp 10 miliar, dan Hartati Murdaya Rp 100 miliar.

Tudingan ini berkali-kali dibantah pihak istana, termasuk oleh SBY sendiri. Para tertuduh bahkan telah membawa kasus ini ke ranah hukum.

Apakah nama-nama itu yang dimaksud Anas? Bila memperhatikan kriteria yang disampaikan sumber tadi nampaknya jelas berbeda. Selain jumlahnya lebih dari empat orang, profesi empat nama yang disebut Anas adalah pengusaha. Meski demikian, bukan berarti tidak ada diantara nama tersebut yang masuk dalam empat orang versi Anas tersebut.

Dari penelusuran BeritaPrima.com, salah satu nama yang kemungkinan dimaksudkan sumber adalah Hartati Murdaya. Ini bila mengacu pada jabatan Hartati sebagai Bendahara Tim Sukses SBY-Boediono saat itu. Hartati juga merupakan pengusaha sukses. Selain itu, suami Hartati, Murdaya Poo juga disebut-sebut kecipratan dana Century, sehingga PDIP kemudian memecatnya. Dan yang pasti, desas-desus di masyarakat selama ini menyebut Hartati sebagai kasir Cikeas.

Lantas siapa tiga nama pengusaha lainnya? Tidak mudah untuk bisa menyimpulkannya. Pasalnya cukup banyak pengusaha kakap yang menopang SBY pada Pilpres 2009 lalu, baik dari kalangan Tionghoa maupun pribumi. Sebut saja misalnya Boedi dan Putra Sampoerna, Chairul Tandjung, Alm Zainal Abidin, dan banyak lagi lainnya.

Kiranya lebih baik kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. (RG)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls