tag:blogger.com,1999:blog-54097562646794480212024-03-21T14:34:39.686-07:00CANGKIR IJORe-Writer Dan Re-TweeterAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.comBlogger137125tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-13347615914162487242013-04-10T14:23:00.001-07:002013-04-10T14:23:54.243-07:00Soal Skandal Century, Demokrat 'Kebakaran Jenggot' Atas Usul Bambang Soesastyo cs!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjDzIUbJ4XSLQKry1u0vSK_2R6nHu1fl92QfCDUBpxOAr7v_KlZhn54ZmIQR02lgGrOOpz0NnvHm_q8s-7_WMgNkNEIkdLru2NPTphf3Sbd2aoEng4GRhn5TVvFL5WYhJd83Bn0WX41mS4fqXazWQIjj9pnLzDTpLuk7ycvXF0kE5GofMdijsyY2qexZxCsPWBAiQ=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjDzIUbJ4XSLQKry1u0vSK_2R6nHu1fl92QfCDUBpxOAr7v_KlZhn54ZmIQR02lgGrOOpz0NnvHm_q8s-7_WMgNkNEIkdLru2NPTphf3Sbd2aoEng4GRhn5TVvFL5WYhJd83Bn0WX41mS4fqXazWQIjj9pnLzDTpLuk7ycvXF0kE5GofMdijsyY2qexZxCsPWBAiQ=" width="400" /></a></div>
<br /><br />RIMANEWS - Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengatakan, Partai Demokrat menolak keterlibatan kantor akuntan publik (KAP) asing dalam melakukan audit forensik aliran dana Bank Century. Hasil audit forensik yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dinilai sudah cukup.<br /><br />"Coba bayangkan, kalau sampai negara ini mau dikasih ke lembaga internasional, apa jadinya negara ini. Sama saja kalau pemerintah mengatakan, DPR internasional saja yang menilai," kata Syarief, yang juga Menteri Koperasi dan UKM, kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/1/2012).<br /><br />Syarief mengatakan, baik pemerintah dan Partai Demokrat menginginkan agar kasus dana talangan Bank Century senilai Rp 6,7 triliun diungkap hingga tuntas. Namun, politisi Partai Demokrat ini mengkritisi pihak-pihak yang mengaku tak puas dengan hasil audit forensik BPK memiliki tujuan tertentu.<br /><br />"Memang, ada kawan-kawan yang masih tidak puas. Mereka akan katakan puas itu kalau ada laporan yang mengatakan terbukti ada dana ke partai tertentu. Jadi, ada politisasi, ada tendensi ke situ. Kesimpulan dulu, baru proses. Ya, sulit," kata Syarief.<br /><br />Usul agar audit forensik dilakukan KAP asing disuarakan para inisiator Hak Angket Bank Century, seperti Akbar Faisal (Fraksi Hanura), Bambang Soesatyo (Fraksi Golkar), dan mantan anggota Fraksi PKS, M Misbakhun.<br /><br />"Kami ingat, saat akan menunjuk KAP internasional, BPK meyakini kami bahwa mereka profesional dan independen. Akan tetapi, kenyataannya mereka sekarang tak mampu dan gagal mencapai terms of reference (TOR) yang mereka buat sendiri. Sebab itu, kami akan mengusulkan ke Timwas DPR untuk menunjuk KAP internasional melakukan audit ulang," kata Akbar.<br /><br />Menurut Akbar, Timwas DPR semula membayangkan audit forensik Bank Century dijalankan KAP internasional, yang bisa menembus aliran dana sampai ke Cyman Island seperti saat audit investigasi cessie Bank Bali beberapa tahun lalu.<br /><br />"Namun, sekarang BPK mengecewakan. Citra BPK dipertaruhkan dengan kepentingan BPK yang terkooptasi," tambah Akbar.<br /><br />Sementara itu, menurut Bambang Soesatyo, dirinya mendapatkan informasi bahwa BPK sengaja memilih auditor yang hanya memiliki sertifikat kualifikasi biasa, bukan khusus audit forensik.<br /><br />"Dari tiga penanggung jawab audit, seperti I Nyoman Wara, Novy Gregory Antoniu Palenkahu, dan Harry Purwaka, kabarnya mereka tidak ada yang memiliki CFE," kata Bambang.<br /><br />Nyoman Wara, yang dikonfirmasi Kompas tak mau memberi keterangan. Ia meminta agar menghubungi Humas BPK. Misbakhun pun membenarkan pernyataan Bambang.<br /><br />"Buktinya BPK tidak berani menuliskan laporan ke DPR itu sebagai hasil audit forensik, tetapi hasil audit investigasi lanjutan Bank Century. Ini memang tragis," katanya.<br /><br />"Untuk memudahkan tugas, mendapat surat tugas dari BI untuk menembus kerahasiaan bank. Akan tetapi, BPK tak konsisten. BPK mengaku terhambat lima hal, di antaranya pelaku kunci berada di luar negeri, tidak mendapat akses ke lembaga-lembaga keuangan, sulit dapat data dari internasional, serta tak punya data lengkap nasabah. Ini bukti BPK tak konsisten," kata Misbakhun.[kmps]
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fwww.rimanews.com%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fimagecache%2Farticle%2Fsyarif_demokrat.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjDzIUbJ4XSLQKry1u0vSK_2R6nHu1fl92QfCDUBpxOAr7v_KlZhn54ZmIQR02lgGrOOpz0NnvHm_q8s-7_WMgNkNEIkdLru2NPTphf3Sbd2aoEng4GRhn5TVvFL5WYhJd83Bn0WX41mS4fqXazWQIjj9pnLzDTpLuk7ycvXF0kE5GofMdijsyY2qexZxCsPWBAiQ=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-52084527072891885952013-04-10T14:21:00.003-07:002013-04-10T14:21:54.777-07:00Gita Wirjawan Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang Bank Century, Timwas Panggil Penyidik Polri Terkait PT Ancora Land<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjFVzTwsyqwO9qtlY3CkIymHMK3LoqbZANHSJaGCzL8rx3QFdnZBVbIMqd6ScVedJgGQKB1pGWm0aobkF-3X92iBB-3T8j3_Kk3ykK_D3RNY3UJcHb3vPTZmnIKZSyZuk8pn7X2atwKJEGUE7MWNoAn6ITkzkqN8yYSaR2wC8i2CLHuXdf4GR36kQ=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjFVzTwsyqwO9qtlY3CkIymHMK3LoqbZANHSJaGCzL8rx3QFdnZBVbIMqd6ScVedJgGQKB1pGWm0aobkF-3X92iBB-3T8j3_Kk3ykK_D3RNY3UJcHb3vPTZmnIKZSyZuk8pn7X2atwKJEGUE7MWNoAn6ITkzkqN8yYSaR2wC8i2CLHuXdf4GR36kQ=" width="320" /></a></div>
<br /><br />JAKARTA - Tim Pengawas Kasus Bank Century kembali memanggil penyidik Polri, tim jaksa pidana umum, CEO Ancora Land, dan Veronica Lukito . Mereka akan ditanyai masalah pengembalian aset Bank Century.<br /><br />"Tim Pengawas Century dengan Tim Penyidik Polri, Tim Jaksa Pidana Umum, Veronica L, dan CEO Ancora Land, pukul 10.00 WIB," kata anggota Tim Pengawas Century Bambang Soesatyo, Rabu (3/4).<br /><br />Menurut Bambang, penyidik Polri, jaksa pidana umum, Veronica akan ditanyai tanah di Fatmawati, Jakarta seluas 22,8 hektare. Tanah di Fatmawati sendiri dibangun lapangan golf oleh PT Ancora Land.<br /><br />"Pemanggilan terkait dugaan pencucian uang PT GNU yang diambil alih oleh Ancora," kata Bambang.<br /><br />Sebelumnya, anggota Timwas Bank Century Hendrawan Supratikno menduga Menteri Perdagangan Gita Wirjawan terlibat kasus pencucian uang Bank Century melalui perusahaannya, Ancora Group, yang mengakuisisi PT Graha Nusa Utama (GNU).<br /><br />"Pak Gita ini diduga pemegang saham Ancora Land melalui GNU, apalagi orang yang terdekat dari Pak Gita, Veronica Lukito, diduga terlibat," kata Hendrawan beberapa waktu lalu.<br /><br />Gita sendiri membantah mempunyai saham di PT Ancora Land. Gita mengatakan, semenjak diminta masuk dalam kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dirinya sudah mendelegasikan kepemilikan PT Ancora Grup.[ian/mtv]
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fwww.rimanews.com%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fimagecache%2Farticle%2FGita_0.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjFVzTwsyqwO9qtlY3CkIymHMK3LoqbZANHSJaGCzL8rx3QFdnZBVbIMqd6ScVedJgGQKB1pGWm0aobkF-3X92iBB-3T8j3_Kk3ykK_D3RNY3UJcHb3vPTZmnIKZSyZuk8pn7X2atwKJEGUE7MWNoAn6ITkzkqN8yYSaR2wC8i2CLHuXdf4GR36kQ=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-56417599418229214152013-04-10T14:15:00.002-07:002013-04-10T14:15:38.840-07:00Menteri Perdagangan Terseret Skandal Korupsi Bank Century, Gita Wirjawan Diperiksa Timwas Century DPR<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiovkJOyBKJVvi-0N8nc-NUdROr7R3rFfX3Ty9YV5n92tgHLRt_Ne8oZFWZzJFDgb3DielJRZqBcvNXMvgd8kFL4rIOlqMqwgxCoo8fpKM14usony5p4rVf3Uem-ABcx0rk0wbVcMbDiTaHleGlyyNesCAvzmtzZwn2ek-USqeLf4MWSU4beXlG=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiovkJOyBKJVvi-0N8nc-NUdROr7R3rFfX3Ty9YV5n92tgHLRt_Ne8oZFWZzJFDgb3DielJRZqBcvNXMvgd8kFL4rIOlqMqwgxCoo8fpKM14usony5p4rVf3Uem-ABcx0rk0wbVcMbDiTaHleGlyyNesCAvzmtzZwn2ek-USqeLf4MWSU4beXlG=" width="400" /></a></div>
<br /><br />JAKARTA - Pada hari ini, Rabu (20/3/2013), Tim Pengawas Century kembali menggelar rapat dengan agenda pemeriksaan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan.<br /><br />"Ya benar, rapat pukul 10.00 WIB di ruang KK-1," kata anggota timwas Century, Bambang Soesatyo melalui pesan singkat.<br /><br />Bambang mengatakan pemanggilan Gita terkait pengambilalihan PT GNU dan PT NUS yang diduga terlibat tindak pidana pencucian uang dari PT Antaboga Delta Securitas dan Bank Century oleh Anccora Group.<br /><br />"Seperti diketahui PT GNU dan PT NUS menguasai lahan lapangan Golf di kawasan Fatmawati seluas 22 Hektar," kata politisi Golkar tersebut.<br /><br />Sebelumnya Gita Wirjawan mengaku siap memenuhi panggilan Tim Pengawas (Timwas) Century DPR.<br /><br />Menurut Gita, dia akan menjelaskan persoalan sebenarnya mengapa sering dikaitkan dengan kasus Century.<br /><br />"Saya sudah pernah menjelaskan ini," kata dia.<br /><br />Gita sebelumnya dikaitkan dengan skandal bailout kasus Century.<br /><br />Beberapa waktu lalu muncul temuan Mabes Polri dalam penyelidikan kasus reksadana bodong PT Antaboga Delta Sekuritas yang mengalir ke PT Graha Nusa Utama yang diakuisisi PT Ancora Capital milik Gita Wirjawan sejak tahun 2010 lalu.<br /><br />Anggota timwas Century Hendrawan Supratikno menjelaskan, 55 persen saham PT Graha Nusa Utama itu dibeli oleh PT Ancora Capital.<br /><br />Timwas menduga ada skenario besar antara PT Graha Nusa Utama dengan PT Ancora Capital milik Gita Wirjawan.<br /><br />Namun Gita membantah dia pemilik secara langsung ataupun tidak langsung Ancora.[ian/wtk]
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fwww.rimanews.com%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fimagecache%2Farticle%2Fgita1.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiovkJOyBKJVvi-0N8nc-NUdROr7R3rFfX3Ty9YV5n92tgHLRt_Ne8oZFWZzJFDgb3DielJRZqBcvNXMvgd8kFL4rIOlqMqwgxCoo8fpKM14usony5p4rVf3Uem-ABcx0rk0wbVcMbDiTaHleGlyyNesCAvzmtzZwn2ek-USqeLf4MWSU4beXlG=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-20306507248619945852013-04-10T14:13:00.000-07:002013-04-10T14:13:34.899-07:00Boediono Bola Lama Century Yang Terungkap, Tapi Belum Ditindak, Kenapa?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEieoSyE-4NBb7pS6pc6jbmRTh_MRKyyaRAri-ti_nwnkkZtGelNg7hB19xOGJ5vhlA2oIrlb2k8faKfPrAmPP5kOs6ROd5jP9M-NoUpSslZsrlPwzl6kSODpTE0zENUlFSO4KyxZVy0bmqVfcGjQewIA0vhlY-mYjHtsB03FQ0jXO2GbJjIX550QM63ctkttXpGpKY=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEieoSyE-4NBb7pS6pc6jbmRTh_MRKyyaRAri-ti_nwnkkZtGelNg7hB19xOGJ5vhlA2oIrlb2k8faKfPrAmPP5kOs6ROd5jP9M-NoUpSslZsrlPwzl6kSODpTE0zENUlFSO4KyxZVy0bmqVfcGjQewIA0vhlY-mYjHtsB03FQ0jXO2GbJjIX550QM63ctkttXpGpKY=" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
JAKARTA - Tim Pengawas (Timwas) Bank Century DPR RI masih memvalidasi dan memverifikasi berbagai informasi dan data yang masuk terkait kasus dana talangan Bank Century.<br />
<br />
Data dari manapun akan ditampung, termasuk dari mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.<br />
<br />
"Kami masih memvalidasi semua data yang masuk, termasuk dari Anas ini," jelas anggota Timwas Bank Century Bambang Soesatyo ketika dihubungi, Rabu (6/3/2013).<br />
<br />
Terkait informasi yang telah diperoleh tim kecil dari Anas, menurut politikus Partai Golkar ini sangat baik dan banyak hal yang baru.<br />
<br />
"Sebenarnya yang didapat tim kecil adalah bola-bola baru yang harus segera kami kembangkan," tukas pria akrab disapa Bamsoet ini.<br />
<br />
Anas juga telah membeberkan beberapa nama yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus Century. Beberapa nama itu sama sekali baru dan tak pernah terbersit dalam benak Timwas Bank Century selama ini.<br />
<br />
Namun Bamsoet sendiri mengaku tak bisa menyebutkan siapa nama-nama yang baru itu.<br />
<br />
Disinggung mengenai kemungkinan akan dilakukan Hak Menyampaikan Pendapat (HMP) jika ada dugaan kuat keterlibatan Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Bamsoet mengatakan, Boediono adalah bola lama. "Kami akan tindaklanjuti bola-bola baru yang diperoleh tim kecil ini," tegasnya.<br />
<br />
Seperti diketahui, tim kecil dari Timwas Bank Century mendatangi rumah Anas Urbaningrum, selain bersilaturahmi mereka juga meminta informasi mengenai kasus Bank Century.<br />
<br />
Anas dinilai mengetahui, karena saat itu Anas menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat, dan merupakan anggota Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Century.<br />
<br />
Ada empat nama yang sudah diberikan Anas kepada tim kecil itu. Nama tersebut sesungguhnya masih dirahasiakan.[ian/Snw]
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fwww.rimanews.com%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fimagecache%2Farticle%2Fsby%2520century_13.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEieoSyE-4NBb7pS6pc6jbmRTh_MRKyyaRAri-ti_nwnkkZtGelNg7hB19xOGJ5vhlA2oIrlb2k8faKfPrAmPP5kOs6ROd5jP9M-NoUpSslZsrlPwzl6kSODpTE0zENUlFSO4KyxZVy0bmqVfcGjQewIA0vhlY-mYjHtsB03FQ0jXO2GbJjIX550QM63ctkttXpGpKY=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-63334536028082700442013-04-10T14:09:00.003-07:002013-04-10T14:16:53.013-07:00Inilah Bukti Tertulis Boediono Beri Kuasa Pencairan FPJP ke Bank Century, Tangkap maling Century!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiOg8suknq7EXRHAzE9qpXSzPgAhoQ0rT02dlPj5U2m_na2zwrZa1L9a-3sof0BE6UHWBjP94VyPJ8Lq_GOS06POmAYIxe-MzRp8iQ7A4zP2_1uyLJgCnMq-hVHsKDt3WOKuRoFF9fpQWTl3Z2B8PRTQU3lH3C3bchM67T57imJLJ4owu8WIujSw2nuD7gQqhfwalCcZBCNcZCl=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiOg8suknq7EXRHAzE9qpXSzPgAhoQ0rT02dlPj5U2m_na2zwrZa1L9a-3sof0BE6UHWBjP94VyPJ8Lq_GOS06POmAYIxe-MzRp8iQ7A4zP2_1uyLJgCnMq-hVHsKDt3WOKuRoFF9fpQWTl3Z2B8PRTQU3lH3C3bchM67T57imJLJ4owu8WIujSw2nuD7gQqhfwalCcZBCNcZCl=" width="480" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Verdana, Geneva, Helvetica, Sans; font-size: 12px; line-height: 15.59375px;">
<br /></div>
<br /><br />JAKARTA - Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang sekarang ini menjabat sebagai Wakil Presiden, Boediono, memberi kuasa kepada tiga petinggi BI untuk Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) PT Bank Century.<br /><br /><br />Berikut surat kuasa Boediono yang memberikan kuasa atas pemberian dana FPJP kepada Bank Century.<br /><br /><br />Bank Indonesia<br /><br /><br />Dewan Gubernur<br /><br />No.10/68/Sr.Ka/GBI<br /><br /><br />Surat Kuasa<br /><br /><br />Yang bertandatangan dibawah ini:<br /><br /><br />BOEDIONO, Gubernur Bank Indonesia bertempat tinggal di Jakarta; bertindak dalam jabatannya tersebut selaku Pimpinan Dewan Gubernur BI dan dengan demikian mewakili BI berdasarkan Pasal 39 UU 32 Tahun 1999 tentang BI sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.2 Tahun 2008, dengan ini memberi kuasa kepada;<br /><br /><br />1. Eddy Sulaiman Yusuf, Direktur Direktorat Pengelolaan Moneter bertempat tinggal di Jakarta.<br /><br />2. Sugeng, Kepala Biro Pengembangan dan Pengaturan Pengelolaan Moneter, bertempat tinggal di Jakarta<br /><br />3. Dody Budi Waluyo, Kepala Biro Operasi Moneter, bertempat tinggal di Jakarta.<br /><br /><br />Untuk bertindak baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri<br /><br /><br />------------ KHUSUS --------<br /><br />Untuk dan atas nama BI menandatangani Akta Gadai dan Perjanjian Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek PT Bank Century Tbk secara notariil berikut segala perubahannya, sesuai dengan PBI No 10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan PBI No 10/30/PBI/2008 tanggal 14 November 2008 tentang Perubahan atas Peraturan BI No 10/26/PBI/200 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum.<br /><br /><br />Jakarta,14 November 2008<br /><br /><br />Yang menerima kuasa<br /><br />Eddy Sulaeman Yusuf, (ttd)<br /><br />Sugeng (ttd)<br /><br />Dody Budi Waluyo (ttd)<br /><br /><br />Yang memberi Kuasa<br /><br /><br />BOEDIONO (ttd)<br /><br /><br />[akt/ian]
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fwww.rimanews.com%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fimagecache%2Farticle%2Fmaling%2520cntury%2520bukti.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEiOg8suknq7EXRHAzE9qpXSzPgAhoQ0rT02dlPj5U2m_na2zwrZa1L9a-3sof0BE6UHWBjP94VyPJ8Lq_GOS06POmAYIxe-MzRp8iQ7A4zP2_1uyLJgCnMq-hVHsKDt3WOKuRoFF9fpQWTl3Z2B8PRTQU3lH3C3bchM67T57imJLJ4owu8WIujSw2nuD7gQqhfwalCcZBCNcZCl=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-24872484424584632422013-04-10T03:58:00.000-07:002013-04-10T03:58:20.434-07:00Mencermati Manuver Yenny Wahid Masuk Demokrat<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyViWFcag-fux__d6YjP4MrYwteUfqu_8CeTEC1Tu2S95uPbJrjy5Npzr0IvV3LhhsXM3CZpFJdo8vketJwhbRaTzikO16fZr4yjoGGmtm6ch5F_-733Uy99KPPHav5LA1Sr99mVqS4FaRTzTpsO4mjOU_mrk=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyViWFcag-fux__d6YjP4MrYwteUfqu_8CeTEC1Tu2S95uPbJrjy5Npzr0IvV3LhhsXM3CZpFJdo8vketJwhbRaTzikO16fZr4yjoGGmtm6ch5F_-733Uy99KPPHav5LA1Sr99mVqS4FaRTzTpsO4mjOU_mrk=" width="400" /></a></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Yenny Wahid masuk Partai Demokrat. Berita itulah yang mengejutkan dalam beberapa hari terakhir ini. Manuver Yenny mengingatkan pada Sang Ayahanda Gus Dur yang kerap melakukan manuver di luar dugaan publik.</strong></div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Keputusan Yenny Wahid masuk ke Partai Demokrat setelah partai yang didirikannya, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), gagal menjadi peserta Pemilu 2014, membuat kaget sejumlah pihak. Namun, atas nama ijtihad politik, Yenny Wahid secara intensif melakukan komunikasi politik dengan elit Partai Demokrat, khususnya Ketua Umum Partai Demokrat SBY.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Yenny komunikasi langsung dengan Pak SBY, dulu kan pernah menjadi Staf Khusus Presiden," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, Minggu (7/4/2013).</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bentuk keseriusan Yenny ditunjukkan dengan kehadirannya dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat akhir Maret lalu. Sepekan sebelum KLB digelar, Yenny bersama Sang Ibunda Shinta Nuriyah juga bertandang ke kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
"Keluarga besar KH Abdurrahman Wahid juga sudah lama ingin bersilaturahim ke kediaman Presiden SBY di Cikeas," kata Juru Bicara Keluarga Gus Dur Imron Rosyadi Hamid saat menjelaskan kehadiran Yenny dan Ibunya ke kediaman SBY.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Seiring perjalanan waktu, Yenny pun serius maju sebagai calon anggota legislatfi dari Partai Demokrat. Ia secara resmi mengembalikan formulir pencalegan sebagai anggota DPR RI. Tidak sekadar itu, secara kalkulasi politik, Yenny pun berpeluang menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat mendampingi SBY. "Yenny berpotensi menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. Kalau ada Yenny Wahid, Nurhayati Assegaf akan terkalahkan," sebut Mubarok.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut Mubarok, Yenny cukup pantas menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. Menurut dia, putri Gus Dur itu merupakan sosok yang cerdas, representasi Gus Dur dan NU, serta kerap membuat pernyataan kontroversial yang positif. "Partai Demokrat dan Yenny Wahid akan saling menguntungkan," imbuh Mubarok.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Politik memang cukup dinamis. Siapa sangka Yenny Wahid bergabung dengan Partai Demokrat. Justru saat partai yang ia dirikan gagal menjadi peserta Pemilu 2014, Yenny disebut-sebut akan masuk di Partai Gerindra. Partai ini tidak asing dengan Yenny Wahid. Selain suaminya, Dhohir Farisi kini menjadi anggoat DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, dalam Pemilu 2009 lalu, Yenny Wahid turun langsung ke lapangan berkampanye untuk Partai Gerindra.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Keterkejutan lainnya, Yenny selama ini bersuara kritis terhadap pemerintahan SBY. Sikap kritis Yenny mulai tampak ke permukaan sejak dirinya tidak lagi menjadi Staf Khusus Presiden SBY Bidang Komunikasi Politik.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Apalagi, saat konflik antara dirinya dengan A Muhaimin Iskandar di PKB, Yenny menuding pemerintahan SBY berada di belakang Muhaimin Iskandar. Hal itu ditunjukkan dengan koalisi PKB dan Partai Demokrat dalam Pilpres 2009 lalu. "Itu semakin mengaskan kami, bahwa ada konspirasi pemerintahan SBY untuk memenangkan Muhaimin selama proses di pengadilan," tuding Yenny pada Jumat (23/3/2009) silam.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Memang, sejak PKB A Muhaimin Iskandar menang dalam proses hukum dengan Gus Dur, stigma partai ini berada di kubu SBY cukup lekat. Stigma itu kian melekat di saat proses politik di Parlemen terkait dengan isu-isu yang erat dengan pemerintahan. Mulai soal kasus angket Century, angket pajak dan isu politik lainnya, PKB setia bersama Partai Demokrat.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar mengomentari tentang bergabungnya Yenny Wahid ke Parrtai Demokrat. Bagi Muhaimin, tidak ada masalah Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat. Menurut dia, sejak Pemilu 2009 lalu Yenny sudah tidak lagi di PKB. "Sudah tidak ada hubungannya, dan tidak masalah," kata Muhaimin di kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (7/4/2013).</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat ditanya apakah kepindahan Yenny Wahid ke Partai Demokrat akan memengaruhi suara PKB dalam Pemilu 2014 mendatang, Muhaimin enggan menjawabnya. Ia justru berseloroh. "Itu urusan masing-masinglah," kata Muhaimin yang juga Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Langkah SBY yang aktif mengajak Yenny Wahid bergabung ke Partai Demokrat dan sikap responsif Yenny Wahid atas ajakan SBY jelas melalui kalkulasi yang matang dari masing-masing pihak. SBY dan Partai Demokrat berkepentingan dengan ceruk suara para pendukung Gus Dur dan kalangan Nahdliyin. Begitu juga Yenny membutuhkan kendaraan politik sebagai ajang artikulasi dirinya dalam kancah politik.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jika menilik ke belakang, hubungan SBY dengan keluarga Gus Dur juga bukanlah kali ini. Saat Pilpres 2004, Gus Dur juga memberi dukungan ke SBY. Meski dalam perjalanannya, Gus Dur kerap bersikap kritis terhadap pemerintahan SBY saat itu. Walaupun, sebagaimana ciri khas Gus Dur, hubungan pribadi sesama tokoh tetap terjalin hangat, meski dalam sikap politik berbeda. Begitu juga SBY juga memberi penghormatan yang dalam kepada Gus Dur. Saat detik-detik meninggalnya Gus Dur, SBY juga hadir di RSCM, tempat Gus Dur dirawat.</div>
<div style="border: 0px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Akrobat politik Yenny Wahid yang masuk Partai Demokrat ini mengingatkan publik atas manuver Gus Dur yang juga memberi banyak kejutan. Seperti langkah Gus Dur yang menemui mantan Presiden Soeharto termasuk runtang-runtung Gus Dur dengan putri Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana melalui forum Istigotsah jelang Pemilu 1997 silam. Kejutan Gus Dur pada akhirnya dipahami para pengikutnya di belakang hari. Bagaimana dengan kejutan ala Yenny? kita lihat saja. [mdr]</div>
<br />
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fstatic.inilah.com%2Fdata%2Fberita%2Ffoto%2F1975505.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjyViWFcag-fux__d6YjP4MrYwteUfqu_8CeTEC1Tu2S95uPbJrjy5Npzr0IvV3LhhsXM3CZpFJdo8vketJwhbRaTzikO16fZr4yjoGGmtm6ch5F_-733Uy99KPPHav5LA1Sr99mVqS4FaRTzTpsO4mjOU_mrk=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-70993677091005292732013-04-10T03:54:00.000-07:002013-04-10T03:54:54.923-07:00Kaki Politik 'Lumpuh', Loyalis Anas Berguguran<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEhJlwR6LW7nmbDlyFylAVH47-4YnWQvS7nMUmlz6s__3g9GQLHsArLiVcsXsQObuVYQ76eZ-vI50Vu8Ku1E3fHNevcpigarDGSyUZT-0kVVTap7MBcXk7LrftaPWo-pmbphp-yFpwHz9t6VXfD1UiFrWlvfFuI=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEhJlwR6LW7nmbDlyFylAVH47-4YnWQvS7nMUmlz6s__3g9GQLHsArLiVcsXsQObuVYQ76eZ-vI50Vu8Ku1E3fHNevcpigarDGSyUZT-0kVVTap7MBcXk7LrftaPWo-pmbphp-yFpwHz9t6VXfD1UiFrWlvfFuI=" width="400" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">INILAH.COM, Jakarta - Kekuatan politik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum benar-benar di ambang kelumpuhan. Loyalis yang selama ini menjadi benteng di internal Partai Demokrat justru mundur tertib dari Partai Demokrat. Tak ada lagi harapan perlawanan dari kubu Anas Urbaningrum.</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Para loyalis Anas yang selama ini dikenal sebagai "die hard" bekas Ketua Umum Partai Demokrat satu per satu berguguran. Momentum penyusunan Daftar Calon Sementara (DCS) Partai Demokrat menjadi titik awal bergugurannya para loyalis Anas.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedikitnya dua tokoh yang dikenal loyalis Anas Urbaningrum mundur dari pencalegan Partai Demokrat. Mereka adalah Gede Pasek Suardika dan Sudewo. Di era kepengurusan Anas Urbaningrum, masing-masing menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat. Gede Pasek Suardika menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika sedangkan Sudewo Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Gede Pasek Suardika berdalih, hingga saat ini belum sempat mengurus formulir pencalegan Partai Demokrat. Alasannya, Ibundanya saat ini masih dirawat di Rumah Sakit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Namun, alasan lainnya yang cenderung argumentatif terkait dengan posisi politik Pasek saat ini. Menurut Pasek, dirinya bukan pilihan utama caleg dari Partai Demokrat. Kader senior, kata Pasek akan lebih dipilih oleh partai. "Kita kan hanya <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">cheerleaders </em>saja. Jadi juru sorak biar ramai dan meriah saja. Tidak begitu berarti. Yang senior-senior itu kan banyak sekali. Mereka para politisi tangguh, senior, profesional, demokrat sejati," sindir Pasek di Jakarta, Senin (8/4/2013).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lain lagi dengan Sudewo. Meski telah memastikan akan keluar dari Partai Demokrat dan hijrah ke Partai Gerindra, namun tak ada alasan pasti mengapa dirinya pindah ke Partai Gerindra. "Insya allah dalam waktu dekat ini saya akan menyampaikan pengunduran diri saya sebagai kader Partai Demokrat dan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI," ujar Sudewo akhir pekan lalu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Nama Sudewo awal 2012 lalu sempat mencuat. Dia pernah dipanggil Komisi Pengawas Partai Demokrat. Bahkan ia pernah diberi sanksi oleh Komisi Pengawas untuk tidak lagi menjabat sebagai Ketua Bidang OKK DPP Partai Demokrat. Meski, direkomendasikan dicopot dari DPP, nama Sudewo kembali masuk di DPP Partai Demokrat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai sejumlah kader Partai Demokrat yang tidak maju dalam Pemilu 2014 mendatang dikarenakan gelisah dengan dirinya sendiri. "Mereka gelisah karena tingkah laku mereka sendiri, mereka dekat dengan Anas," kata Ruhut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lebih lanjut Ruhut mengatakan sejak Anas Urbaningrum menjadi tersangka para loyalisnya mundur tertib. "Saat ini hanya menyisakan Tri Dianto. Itulah logika politik," cetus Ruhut.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pasca-KLB Partai Demokrat posisi politik Anas Urbaningrum kian kehilangan posisi tawar politik hadapan SBY. Apalagi termutakhir, SBY justru berkomunikasi intensif dengan Yenny Wahid yang merupakan representasi NU dan Gus Dur. Sebagaimana diketahui, Anas juga dikenal sebagai kader NU. Kini, yang tersisa, Anas secara politik kian lumpuh dan sejumlah loyalisnya pun berguguran.</div>
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fstatic.inilah.com%2Fdata%2Fberita%2Ffoto%2F1975947.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEhJlwR6LW7nmbDlyFylAVH47-4YnWQvS7nMUmlz6s__3g9GQLHsArLiVcsXsQObuVYQ76eZ-vI50Vu8Ku1E3fHNevcpigarDGSyUZT-0kVVTap7MBcXk7LrftaPWo-pmbphp-yFpwHz9t6VXfD1UiFrWlvfFuI=" -->Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-4458779580060572232013-04-09T02:59:00.001-07:002013-04-09T02:59:27.660-07:00SBY: SMS Saya ke Anas Tidak Dibalas <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://statik.tempo.co/data/2011/07/23/id_84916/84916_620.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="http://statik.tempo.co/data/2011/07/23/id_84916/84916_620.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">SBY (kanan) dan Anas Urbaningrum. REUTERS/Supri</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">, </span><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan sempat berkomunikasi dengan mantan </span><a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/18/078461970/SBY-Anas-Turut-Selamatkan-Partai" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum,</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> setelah Anas ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah satu tersangka kasus korupsi Hambalang.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">"Setelah </span><a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/03/03/078464756/SBY-Anas-Jadi-Tersangka-Awal-Kemelut-Demokrat" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Anas ditetapkan sebagai tersangka</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">, saya kirim SMS ke dia. Tidak dibalas," kata SBY dalam wawancara khusus dengan </span><em style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Tempo</em><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> di Wisma Negara, Jakarta, Jumat, 5 April 2013.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Menurut SBY, </span><a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/09/078460175/Setelah-Pidato-SBY-Anas-Pulang-Belakangan" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Anas sempat bertandang ke kediaman pribadi SBY di Cikeas.</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> Dalam pertemuan itu, Anas meminta bantuan SBY. "Tentunya, kalau bertabrakan dengan hukum, tidak akan saya berikan. Tetapi kalau membantu supaya Anas tidak diperlakukan dengan tidak baik, itu harus," kata dia.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">SBY memastikan </span><a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/13/078461031/SBY-Komentari-Pembocor-Sprindik-Anas" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">tak pernah melakukan intervensi terhadap keputusan KPK</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> yang menetapkan Anas sebagai tersangka. Bahkan, ia mengaku tak pernah sekali pun melakukan komunikasi melalui telepon kepada setiap pemimpin KPK. "Saya bertemu dengan pimpinan KPK juga dilakukan terbuka, selalu didampingi menteri dan dengan agenda jelas. Ini cara saya mencegah fitnah dan tudingan yang tidak benar," ujarnya.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Lagi pula, kata dia, selama ini </span><a href="http://www.tempo.co/read/news/2013/03/03/078464764/Curhat-SBY-tentang-Anas-dan-Partai-Demokrat" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">dia hanya meminta KPK memperjelas status Anas</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> yang masih menggantung ketika itu. "Kalau memang tidak bersalah, nyatakan tidak bersalah. Itu pernyataan yang wajar dari pimpinan partai," kata pendiri partai berlambang "mercy" ini. (Baca wawancara lengkapnya di</span><a href="http://majalah.tempo.co/2013/04/07/731/cover0642" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Majalah <em>Tempo</em> Edisi 8 April 2013)</a><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><strong style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">TIM TEMPO | MUNAWWAROH</strong>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-51869976943982943622013-04-09T02:56:00.002-07:002013-04-09T02:56:30.445-07:00SBY: 1.000 Persen Ibu Ani Tak Terlibat Hambalang <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://statik.tempo.co/data/2013/03/21/id_173506/173506_620.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="228" src="http://statik.tempo.co/data/2013/03/21/id_173506/173506_620.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">bu Ani Yudhoyono. ANTARA/Andika Wahyu</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><strong>TEMPO.CO</strong></span><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">, </span><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><strong>Jakarta</strong></span><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> - Ketua Umum </span><a href="http://www.tempo.co/topik/lembaga/164/Partai-Demokrat" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Partai Demokrat</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> sekaligus Presiden Republik Indonesia </span><a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/42/Susilo-Bambang-Yudhoyono" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Susilo Bambang Yudhoyono</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">menegaskan bahwa keluarganya tidak terlibat sedikit pun dalam </span><a href="http://www.tempo.co/topik/masalah/2808/Korupsi-Proyek-Stadion-Hambalang" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">kasus korupsi Hambalang</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> yang membelit sejumlah politikus Partai Demokrat. </span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">"Seribu persen Ibu Ani tidak tahu-menahu tentang Hambalang. Saya pun tidak tahu," kata SBY dalam wawancara khusus dengan tim </span><em style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Tempo</em><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> di Wisma Negara, Jakarta, Jumat, 5 April 2013. (Baca selengkapnya </span><a href="http://majalah.tempo.co/" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">di sini</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">)</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Tak hanya membantah tuduhan terhadap istrinya, </span><a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/345/Kristiani-Yudhoyono" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Ani Yudhoyono</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">, SBY juga menepis isu keterlibatan putra bungsunya, </span><a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/81/Edhie-Baskoro-Yudhoyono--Ibas" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Edhie Baskoro</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> atau </span><a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/81/Edhie-Baskoro-Yudhoyono--Ibas" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Ibas,</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> dalam kasus yang merugikan negara sekitar Rp 243 miliar itu. SBY mempertanyakan dasar keterkaitan istrinya dengan kasus yang memang menyeret sejumlah pengurus Demokrat, termasuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">"Bagaimana seorang istri, ibu negara, harus tahu? Ibas juga sudah melaporkan kepada polisi tentang tuduhan bahwa ia menerima uang dan menyatakan tidak pernah mengalami kejadian itu," kata SBY. SBY menambahkan, "Sekarang dilawan, ayo sama-sama bicara fakta dan kebenaran."</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">SBY memastikan bahwa dirinya tak pernah melakukan intervensi terhadap keputusan </span><a href="http://www.tempo.co/topik/lembaga/645/Komisi-Pemberantasan-Korupsi-KPK" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Komisi Pemberantasan Korupsi</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">yang kemudian menetapkan </span><a href="http://www.tempo.co/topik/tokoh/222/Nasib-Anas" style="background-color: white; color: #2981c4; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" target="_blank">Anas Urbaningrum</a><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang. Bahkan ia mengaku tak pernah sekali pun melakukan komunikasi melalui telepon kepada setiap pimpinan KPK. </span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">"Saya bertemu dengan pimpinan KPK juga dilakukan terbuka, selalu didampingi menteri dan dengan agenda jelas. Ini cara saya mencegah fitnah dan tudingan yang tidak benar," kata dia.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Pendiri Partai Demokrat ini menyayangkan sikap Anas yang kemudian menyerang ia dan keluarganya setelah ditetapkan sebagai salah seorang tersangka kasus Hambalang. "Saya kaget sekali. Ketika ia menjadi tersangka lalu pernyataannya sangat </span><em style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">attacking,</em><span style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> kami juga tidak menyangka," ujarnya.</span><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><strong style="background-color: white; color: #111111; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">TIM TEMPO | MUNAWWAROH</strong>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-87555378325341708312013-04-01T18:13:00.000-07:002013-04-01T22:22:50.705-07:00Kapolri, Jaksa Agung, Menkumham Temui Timwas Century DPR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/kapolri-timwas-century130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/kapolri-timwas-century130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: 20px; text-align: start;">Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo (Liputan6.com/Danu Baharuddin)</span></td></tr>
</tbody></table>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Liputan6.com, Jakarta</strong><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> : Tim pengawasan kasus Bank Century DPR saat ini sedang membahas penanganan penelusuran dan pengembalian aset Bank Century. Dalam pembahasan ini, Timwas Century DPR mengundang Menteri Hukum dan HAM, Kapolri, dan Jaksa Agung. </span><br />
<br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Kami berharap ada kemajuan penting," kata pimpinan rapat Timwas Century DPR, Taufik Kurniawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2013). </span><br />
<br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Mereka yang sudah terlihat hadir memenuhi undangan Timwas Century DPR yakni Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, dan Jaksa Agung Basrief Arief. </span><br />
<br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Selain ketiganya, hadir pula Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman. Untuk penelusuran aset Bank Century di Swiss, Timwas Century DPR juga mengundang Duta Besar RI di Swiss, Djoko Susilo, yang juga politisi PAN. </span><br />
<br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Kasus Bank Century kembali menjadi perhatian setelah tim kecil Timwas Century mendatangi kediaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di kediaman. </span><br />
<br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Kepada Anas, timwas mengaku mendapat informasi baru. Tetapi belakangan, Anas batal diundang untuk memenuhi undangan Timwas Century karena tidak ada informasi terbaru. Timwas Century mengaku mendapat 4 nama baru dari Anas, tetapi Anas membantah memberikan 4 nama itu. (Ism)</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-34426366850677927812013-03-18T18:12:00.000-07:002013-03-18T18:12:31.678-07:00Pegawai BI Diperiksa KPK Terkait Kasus Century<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/bi-130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/bi-130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; text-align: start;">oleh Rochmanuddin</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 7px; margin-top: 7px;">
<strong>Liputan6.com, Jakarta</strong> : Kasus dugaan korupsi pemberian Fasilitas Penjamin Jangka Panjang (FPJP) Bank Century terus di dalami Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kali ini, penyidik KPK memeriksa 2 pegawai Bank Indonesia (BI).</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 7px; margin-top: 7px;">
Kedua pegawai BI tersebut dimintai keterangan sebagai saksi untuk kasus bailout senilai Rp 6,7 triliun tersebut. Keduanya adalah Purwanto dan Pardjiman.</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 7px; margin-top: 7px;">
"Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka BM," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Kuningan, Jakarta, Rabu (13/3/2013).</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 7px; margin-top: 7px;">
Dalam kasus ini KPK telah menerbitkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) untuk mantan Deputi Gubernur Budi Mulya. Sementara itu, Sitti Chalimah Fadjriah pun akan ditetapkan sebagai tersangka, jika nantinya kondisi kesehatannya memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan.</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin-bottom: 7px; margin-top: 7px;">
Sejumlah saksi telah dimintai keterangan seperti Ketua OJK Muliaman Hadad, mantan Kepala BKF Anggito Abimanyu dan Deputi Gubernur BI Halim Alimsyah. (Mut)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-31164994405608826152013-03-18T18:11:00.000-07:002013-03-18T18:11:08.263-07:00Buru Aset Century, Dubes Swiss: Denny Indrayana Tak Libatkan Kami<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/rapat-century-djoko-130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/rapat-century-djoko-130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: 20px; text-align: start;">Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo. (Liputan6.com/Danu Baharuddin)</span></td></tr>
</tbody></table>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Liputan6.com, Jakarta</strong><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> : Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo mengaku tidak dilibatkan dalam perburuan dan pengembalian aset Bank Century. Satu hal penyebabnya, karena saat ini pengembalian aset sudah ditangani Satuan Tugas Pemulihan Aset Bank Century pimpinan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Sejak timnya Pak Denny masuk, kami memang berhenti," kata Djoko Susilo sebelum mengikuti rapat dengan Tim Pengawas Bank Century DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2013). </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Menurut Djoko, sebelum dipegang Denny Indrayana, tim perburuan aset Bank Century ini dipimpin Darmono yang juga Wakil Jaksa Agung. Djoko mengaku sejak itupula Kedutaan Besar Swiss tidak memiliki akses untuk penelusuran dan pengembalian aset Bank Century.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Akses kami ditutup," kata Dubes yang juga politisi PAN ini. Menurut Djoko, kedutaan besar itu merupakan wakil pemerintah. Jadi, urusan pemerintah Indonesia di Swiss, kata Djoko, akan diwakili kedutaan yang dipimpinnya. </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Dan kalau itu menyangkut yang sifatnya rahasia, kami sebagai pejabat bersumpah tidak akan membocorkan rahasia negara. Tapi sejak timnya Pak Denny masuk, kami memang berhenti," ujar Djoko lagi. </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Djoko akui, sejak itu kedutaan tak lagi dilibatkan dan tidak punya akses lagi untuk penelusuran aset Bank Century. Kondisi ini sudah berlangsung hampir satu tahun. </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Sementara tim pemburu yang dilakukan Pak Darmono sudah menyempurnakan proporsal MLA (Mutual Legal Assisstance) untuk menuntaskan masalah hukum," ujar Djoko. (Ism)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-27642841929768536192013-03-18T18:09:00.001-07:002013-03-18T18:09:24.203-07:00Dubes: Aset Century Rp 1,5 Triliun di Swiss Belum Bisa Dibekukan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/trilyun-centuri-130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/trilyun-centuri-130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: 20px; text-align: start;">Rapat Timwas Century. (Liputan6.com/Danu Baharuddin)</span></td></tr>
</tbody></table>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Liputan6.com, Jakarta</strong><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> : Duta Besar RI untuk Swiss, Djoko Susilo, mengatakan pihaknya belum menerima Mutual Legal Assistance (MLA) untuk dikirim kepada pemerintah Swiss terkait aset Century yang parkir di bank negara tersebut.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Djoko yang hadir di tengah-tengah Tim pengawas Century dalam kapasitas untuk menerangkan soal penanganan pembekuan aset pemilik Bank Century, Robert Tantular yang ada di negara tersebut.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Faktanya, MLA ini belum diterima, dan dana US$ 156 juta atau Rp 1,5 triliun masih sengketa dan belum bisa dibekukan oleh otoritas Swiss," kata Djoko di hadapan Timwas Century, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/3/2013).</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Ia mengakui, untuk menyelesaikan MLA kepada pemerintah Swiss, pihaknya terkendala dengan akses untuk mempertanyakan kelanjutan proses pembekuan aset Century tersebut. "Karena kami tidak mendapatkan sama sekali akses, bisa dikatakan kegiatan kamu sebagai tukang pos vakum," ucap dia.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Sehigga lanjut dia, upaya mempertanyakan kelanjutan proses tersebut, kedubes RI untuk Swiss ibarat tukang pos, dimana KBRI berupaya untuk mengetahui pembekuan aset Robert Tantular.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Peranan kami dalam hal mendukung pemerintah menyelesaikan MLA pada pemerintah Swiss, kami seperti tukang pos. Kami ini agak nglamak," kata dia.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Ia mengakui, peranannya dijalani sejak maret 2010, sampai berhenti pada Maret atau April 2012. "Ini yang berhenti sama sekali. Karena kami tidak mendapatkan sama sekali akses, bisa dikatakan kegiatan kamu sebagai tukang pos vakum," keluhnya.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Saat ini kata dia bahwa, aset Century yang terdapat di bank di Swiss berjumlah US$ 156 juta dari US$ 220 juta. "Bisa saja setiap saat melayang itu barang," pungkasnya. (Ary)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-24094612347282699942013-03-18T18:07:00.001-07:002013-03-18T18:07:49.219-07:00Buru Aset Century, Menkeu Minta Semua Lembaga Koordinasi<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/menkeu-aset-century130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/menkeu-aset-century130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: 20px; text-align: start;">Menkeu, Agus Martowardojo (Liputan6.com/Adrian Martinus Tunay)</span></td></tr>
</tbody></table>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Liputan6.com, Jakarta</strong><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> : Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta semua lembaga untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya pengembalian aset Bank Century. Terutama aset yang belum bisa diambil di Swiss dan Hongkong. Agus mengakui untuk pengejaran aset di Swiss saat ini masih dalam hukum perdata.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Saya ingin usaha ini dapat fokus dan prioritas, karena sebagian ada di Hongkong atau di swiss atau negara-negara lain. Saya sambut gembira koordinasi Menkumham atau Menko Polhukam itu terus berjalan," kata Agus usai diminta pendapatnya oleh Timwas Century di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2013).</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Menurut Agus Marto, ada sedikit hambatan di Swiss. Pengembalian aset masih terganjal sistem hukum di Swiss yang masih memasukkan kasus ini sebagai perkara perdata. Maka itu, pemerintah Indonesia berupaya mempercepat proses penyelesaian masalah aset Century di Swiss yang mencapai Rp 1,5 triliun itu. </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Ke depan, kami harapkan bisa terus fokus dan baik sehingga bisa efektif," ujar Agus. "Ini yang perlu ada upaya peningkatan. Di dalam negeri ada potensi aset, harus ditindaklanjut dengan baik." </span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Agus menegaskan, pemerintah telah membentuk meminta kepada Jaksa Pengacara Negara selaku kuasa hukum Pemerintah Indonea untuk komunikasi dengan Kedutaan Besar dan berhubungan dengan pihak-pihak terkait di Swiss.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Kendati begitu, kata Agus, pemerintah akan tetap fokus dan memprioritaskan pemulangan aset Century. Karena sebagian aset itu ada di Hong Kong atau di Swiss atau negara-negara lain sehingga diperlukan koordinasi ini bisa terus efektif.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Pemerintah sudah ada tim bersama sejak 2009. Lalu ada Keppres untuk tindak lanjut itu. Sebelumnya di Februari 2010, Menko Polhukam mengejar terpidana dan juga aset-aset yang harusnya di klaim Indonesia," tambah dia.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Dirinya juga mendukung bila DPR melakukan inisiatif membentuk tim sendiri guna mengawasi perampasan aset century yang ada di Hongkong sebesar Rp 86 miliar dan Swiss itu. "Kalau dari DPR perlu ada suatu tim yang khusus dibentuk untuk menangani, saya dukung. Ini tentu kewenangan DPR," ungkap Agus. (Ism)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-64168558541745168032013-03-18T18:05:00.002-07:002013-03-18T18:05:42.335-07:00Kinerja Tim Denny Indrayana Kejar Aset Century Diragukan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://static.liputan6.com/201303/deni-130313b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="221" src="http://static.liputan6.com/201303/deni-130313b.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-style: italic; line-height: 20px; text-align: start;">(Liputan 6.com/Danu Baharuddin)</span></td></tr>
</tbody></table>
<strong style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Liputan6.com, Jakarta</strong><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> : Kinerja Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana selaku Tim terbaru pemburuan aset kasus Bank Century belum terlihat hasilnya. Padahal Denny telah mondar-mandir ke Swiss dan Hongkong untuk memburu aset bernilai triliunan rupiah itu.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Anggota Timwas Century Fahri Hamzah menyesalkan ketidakhadiran Denny untuk menjelaskan kinerjanya mengenai pemburuan aset Century. Bahkan Timwas meminta agar Menkumham menegur Denny.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Kenapa nama yang disebut tidak datang dalam rapat ini (Rapat Kerja Timwas Century dengan Pemerintah), Pak Denny Indrayana. Rapat ini tidak ada pola kalau yang berkepentingan tidak hadir. Denny udah mondar-mandir tapi nggak jelas hasilnya," kata Fahri dalam rapat kerja Timwas Century bersama Menkhumham, Jaksa Agung, Kapolri dan Dubes RI Swiss dan Konjen RI Hongkong di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/3/2013).</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Sementara Chairuman Harahap, anggota Timwas asal Golkar menimpali, agar Menkumham Amir Syamsuddin selaku atasaan Denny agar menegur, mengingat kinerjanya yang belum jelas. "Saya minta Wamenkumhan ditegur," ujar Chairuhman dalam rapat Kerja Timwas yang dipimpin Taufik Kurniawan.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Menyikapi itu Menkumham Amir Syamsuddin menjelaskan, tim terpadu dipimpin Wakil Jaksa Agung Darmono dan bukan wakilnya Denny.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Pak Denny tidak memimpin tim apapun. Tanpa membantah Dubes, itu mungkin istilah tidak tepat (Denny)," ucap Amir menimpali.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Amir menjelaskan ketika Denny bertugas ke Hongkong dan Swiss, pihaknya telah membekali SK Menkumham. Namun, hal itu tidak menjadikan Denny sebagai ketua tim terpadu.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Kalau dipersoalkan, apa yang dikerjakan (Denny), masukan timwas akan kami gunakan sebagai bahan lebih menata, mungkin bunyi surat tugas, karena tugas masih banyak perjalanan serupa," ujar Amir.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">Amir menegaskan bahwa Denny melaksanakan tugasnya dibawah arahan dirinya. Meskipun Dubes RI untuk Swiss Djoko Susilo merasa kecewa dengan Denny karena tidak berkoordinasi dengannya dalam memburu aset Century di negara tersebut.</span><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><br style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;" /><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;">"Karena kurang koordinasi dengan dubes RI untuk Swiss tapi jangan dibilang melangkahi," pungkas Amir. (Ary)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-23155096028370728502013-03-16T11:17:00.001-07:002013-03-16T11:19:13.324-07:0010 Artikel Yulianis di Kompasiana salah satu saksi kasus hambalang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://jabar.tribunnews.com/foto/bank/images/20110810HER06_YULIANIS_croping.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="278" src="http://jabar.tribunnews.com/foto/bank/images/20110810HER06_YULIANIS_croping.jpg" width="400" /></a></div>
<span class="c_gray font24 fw_bold" style="background-color: white; color: #959595; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; font-weight: bold;">Terbaru</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2013/02/16/herier-anas-urbaningrum-536162.html" style="color: black; text-decoration: none;">Herier Anas Urbaningrum</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Saya sudah pernah di LIDIK oleh KPK mengenai mobil Herier Anas, dan Saya mejelaskan darimana asal muasal mobil herier tersebut. Tgl 12 September 2009 Hasyim adik ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 16 February 2013 04:57</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 2222 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 22 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 7 aktual</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Hukum</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://hukum.kompasiana.com/2012/10/06/pak-novel-dan-seluruh-jajaran-kpk-doa-kami-menyertai-kalian-amiiin-499405.html" style="color: black; text-decoration: none;">Pak Novel dan Seluruh Jajaran KPK, Doa Kami Menyertai Kalian… Amiiin</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Pak NOVEL BASWEDAN salah satu penyidik KPK yang saya kenal di kriminalisasi oleh kepolisian, teringat saat pertama kali saya bertemu dengan Pak Novel, 21 April ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 6 October 2012 12:42</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 938 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 10 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 6 aktual</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2012/10/05/cadar-hitam-di-sidang-angie-499305.html" style="color: black; text-decoration: none;">Cadar Hitam di Sidang Angie….</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Bun….. aku nervous nih bun….. Oktarina Furi bicara sesaat sebelum sidang, aku dan Oktarina Furi bertemu di gedung Tipikor jam 8.20, kami di kawal oleh ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 5 October 2012 19:28</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 1147 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 20 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 4 bermanfaat</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Catatan Harian</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/04/23/ya-allah-lagu-ini-457608.html" style="color: black; text-decoration: none;">Ya Allah… Lagu ini….</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Pagi ini aku ikut suami ke kantornya…. kalo lagi tidak ke KPK aku membantu suami di kantornya, sepanjang jalan suami menyetel lagu CRISYE “KETIKA TANGAN ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 23 April 2012 21:43</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 838 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 8 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 1 inspiratif</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Catatan Harian</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/04/21/hari-ini-satu-tahun-yang-lalu-hari-kartini-kelabu-456912.html" style="color: black; text-decoration: none;">Hari Ini Satu Tahun yang Lalu, Hari Kartini Kelabu</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
21 April 2011, hari bersejarah dalam hidupku tepat 1 tahun yang lalu hidupku menjadi tidak menentu, dalam 1 tahun aku berpindah tempat satu ke tempat ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 21 April 2012 02:51</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 623 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 10 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> Nihil</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2012/03/06/kongres-bandung-real-script-444860.html" style="color: black; text-decoration: none;">Kongres Bandung (Real Script)</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Tulisan Saya ini sudah di muat di majalah CEK dan RICEK serta majalah TEMPO, untuk itu pada kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih kepada kedua ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 6 March 2012 22:51</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 2004 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 52 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 5 aktual</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2012/02/01/wisma-atlet-pasca-21-april-1-435399.html" style="color: black; text-decoration: none;">WISMA ATLET-Pasca 21 April (1)</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Pa….. Bisa jemput mama di hotel Mahakam, tanyaku kepada suami, Mama ngapain di sana, Meettingnya sampe Malam?. Terbayanglah semua kejadian kemarin, karena saat kejadian aku ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 1 February 2012 03:15</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 1329 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 39 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 3 menarik</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2012/01/30/wisma-atlet-21-april-yang-mencekam-2-434819.html" style="color: black; text-decoration: none;">WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (2)</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Jam 18:00 Saya sampai di kantor, di kantor masih ada Oktarina Furi dan Neni Kartini, Saya saat dalam perjalan dari Mandiri Sekuritas ke kantor TOWER ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 30 January 2012 02:04</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 1588 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 51 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 8 aktual</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Politik</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://politik.kompasiana.com/2012/01/29/wisma-atlet-21-april-yang-mencekam-1-434638.html" style="color: black; text-decoration: none;">WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (1)</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Pa… Mama berangkat ya…. saat itu jam 7:00, Assallamualaikum….. Waalaikum salam…. Suamiku menjawab. Setiap pagi rutinitas kami seperti itu, kami berangkat masing-masing. Saya ke arah ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">OPINI</a></span> | 29 January 2012 00:45</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 1666 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 49 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 3 aktual</span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div class="bl_1 mt_5" style="background-color: white; border-top-color: rgb(240, 240, 240); border-top-style: solid; border-top-width: 2px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-top: 5px;">
</div>
<h2 style="background-color: white; color: #f28e1b; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 7px 0px 5px; padding: 0px;">
Puisi</h2>
<h1 style="background-color: white; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 0px; padding: 0px; width: 275px;">
<a href="http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/01/25/doa-orang-yang-teraniaya-433563.html" style="color: black; text-decoration: none;">Doa Orang yang Teraniaya</a></h1>
<div style="background-color: white; clear: both; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 16px; margin-bottom: 5px; padding: 0px;">
Ya ALLAH… Ampunilah dosaku…. Dosa keluargaku… Aku yakin Engkau tidak akan memberikan cobaan kepada kami…. Tanpa maksud yang baik… Kami yakin… Ada hal terbaik menunggu kami di sebrang jalan sana. Ya ...</div>
<h3 style="background-color: white; color: #898989; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; font-weight: normal; margin: 0px; padding: 2px 20px 0px 0px;">
<span class="c_blue" style="color: #0d8db3;"><a href="http://fiksi.kompasiana.com/" style="color: #0d8db3; text-decoration: none;">FIKSI</a></span> | 25 January 2012 07:32</h3>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;"><img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon01.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 2922 <img alt="" border="0" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon02.jpg" style="vertical-align: middle;" /> 15 <img alt="dibaca" height="12" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/images3.5/icon03.jpg" style="vertical-align: middle;" width="13" /> 3 aktual</span><br />
<br />
Sumber Artikel : http://www.kompasiana.com/YulianisAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-82833151547027439322013-03-11T11:31:00.001-07:002013-03-11T11:31:56.507-07:00Ketika Elite Mencemari Idealisme Partai<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGekPNLqoWgjH-5Nh0X_laQR18NmAYg3Gyoenld01NVoqsUCsrHnxOBisGeQdl62-2JcZTrhb5jpZu_S73xeZBO8eSb7inXgVbZptgqmH-OAUdxN7ptnYh_PJDa5d4q5LSQKKtgYqw2GY/s1600/382204_423239647754680_201160678_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGekPNLqoWgjH-5Nh0X_laQR18NmAYg3Gyoenld01NVoqsUCsrHnxOBisGeQdl62-2JcZTrhb5jpZu_S73xeZBO8eSb7inXgVbZptgqmH-OAUdxN7ptnYh_PJDa5d4q5LSQKKtgYqw2GY/s200/382204_423239647754680_201160678_n.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
[JAKARTA] Perilaku para elite politik telah mencemari tujuan pembentukan partai politik (parpol), karena sesungguhnya parpol merupakan alat kekuasaan untuk mencapai tujuan ideal yakni menyalurkan aspirasi rakyat. Karena tidak ada aturan main yang jelas, apalagi dengan menyogok bisa masuk dalam lingkaran dalam (<i>inner circle</i>) partai, akhirnya partai politik digunakan untuk kepentingan kelompok atau golongan.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Demikian rangkuman pendapat pengamat politik Bara Hasibuan, Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, Direktur Soegeng Sarijadi Syndicated, Sukardi Rinakit dan Ketua Badan Pengurus Transparency International Indonesia (TII) Todung Mulya Lubis yang dihubungi <i>SP</i> secara terpisah di Jakarta, Selasa (22/7) dan Rabu (23/7).<u></u></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Menurut Bara, pemahaman itu tidak dimiliki oleh para politikus saat ini. "Orang yang masuk ke parpol tidak tahu untuk apa kekuasaan itu. Jadi, setelah dapat kekuasaan tidak paham tujuannya. Partai-partai besar yang punya wakil di kabinet hanya tahu posisi, tidak tahu akses kekuasaan untuk apa," tandasnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Bara menegaskan, setiap parpol semestinya memiliki kejelasan ideologi dan platform, sehingga berani terjun dalam pertarungan ide demi memperoleh solusi atas permasalahan bangsa. Budaya politik itu, tidak tumbuh di Indonesia. "Parpol hanya mengkritik pemerintah, tidak menawarkan solusi. Padahal seharusnya mereka berani merespon pasal-pasal yang dipakai pemerintah dalam suatu persoalan," tandasnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<b>Politik sebagai Panglima</b></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Di Indonesia, kata Todung Mulya Lubis, politik masih sebagai panglima. Oleh karena itu sebagian orang berusaha bergabung dengan partai politik. Sebagian pengusaha Indonesia merasa aman menjalankan usahanya jika bergabung dengan partai politik atau menyumbangkan uangnya ke parpol.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Sebagai bukti, banyak pengusaha Indonesia sebenarnya bermasalah dari segi hukum, namun tidak tersentuh hukum karena mereka adalah "teman" dari orang yang mempunyai kekuasaan politik, bahkan mereka adalah kekuasaan politik itu. "Idealnya negara demokratis seperti Indonesia, hukum yang menjadi panglima. Saya tidak mempunyai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ini dan tidak tahu kapan situasi seperti ini akan berakhir," ujarnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Sementara itu, Anies Baswedan berpendapat parpol yang ada sekarang ini tidak mempunyai aturan main yang tegas. Sistem yang ada tidak jelas, sehingga terbuka celah bagi para anggotanya untuk melakukan penyelewengan. Termasuk lemahnya pengawasan terhadap anggota DPR sehingga mereka bebas berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu tanpa terikat kewajiban melapor.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
"Apalagi parpol umumnya menutup mata dengan masuknya sejumlah dana ke dalam institusi akibat kebutuhan pendanaan partai yang sangat besar," ujarnya.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Sedangkan Sukardi Rinakit menyatakan saat ini parpol tidak menjalankan fungsi kaderisasi secara maksimal. Penyebabnya, proses rekrutmen yang memungkinkan dilakukan dengan penyogokan. Orang yang berduit bisa mendapat jabatan di partai, padahal seharusnya posisi itu ditempati orang-orang yang memiliki kualitas.</div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">
Sukardi juga mengungkapkan bahwa kebutuhan dana untuk menggerakkan partai memancing munculnya peluang korupsi. Kondisi ini akhirnya membuat partai berorientasi kepada kebutuhan untuk menutupi anggaran internal mereka. [dikutip dari www.suarapembaruan.com]</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-78532230156393509922013-03-11T11:28:00.000-07:002013-03-11T11:32:40.458-07:00Matinya semangat Revolusi di Kaum Muda<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_t8pyJ-5BtnjT7uQjA-x5pncT_2_ZO3WReykGWF5XcPU8Iu4ZQT3v4Trk8dhUTYgqX3Za83uI9TJqjGoaskTQov5ZcUXrjtG9p9n7AuPa0cN_gac0hhevXT1O-tthO0vImI-bg9SiIuY/s1600/125131_kpkdemohi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_t8pyJ-5BtnjT7uQjA-x5pncT_2_ZO3WReykGWF5XcPU8Iu4ZQT3v4Trk8dhUTYgqX3Za83uI9TJqjGoaskTQov5ZcUXrjtG9p9n7AuPa0cN_gac0hhevXT1O-tthO0vImI-bg9SiIuY/s400/125131_kpkdemohi.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">Siapa yang akan anda pilih di 2014 , belum tentu seluruh penduduk negri ini mengerti siapa yang akan mereka pilih. . .</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">Terlepas dari kelemahan KPU yang masih belum cukup sosialisasi masalah contreng dan coblos , kandidat yang capable adalah masalah yang lain. Majelis Ulama Indonesia bahkan sudah berani terang - terangan memprediksi akan rendahnya suara capaian pada pemilu 2014 nanti, dengan menempatkan posisi Haram pada kaum Golput para ulama seakan ingin mendorong seluruh elemen negri ini untuk berani memilih.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">Pemimpin yang buruk memang jauh lebih baik daripada negri ini tak memiliki pemimpin, tetapi bukan itu esensi dari bagaimana para ulama begitu khawatir akan phenomena golongan putih ini. Golongan yang secara simultan terus menerus memperoleh dukungan baik sengaja mau pun tidak sengaja, baik dari kaum termarginalkan maupun dari kaum partai sendiri yang selalu mau menang sendiri. Ini yang berbahaya , kumpulan setan ini yang pelan - pelan akan meneror kehidupan demokrasi. Bayangkan berapa pilkada yang kini by data dimenangkan oleh kaum golongan putih ini, berapa pemimpin daerah yang secara de facto tidak mempunyai dukungan dari massa daerahnya sendiri, berapa bupati yang bahkan hanya mampu menang dengan minimum batas bawah pemilih.....Dan siapa kah yang akan menanggungnya ...?</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">Negri inilah yang menjadi penanggung jawab atas kesalahan kolektif itu, negri ini yang kan kemudian menyesali bahwa pemimpinnya ternyata adalah orang yang tidak mereka pilih. Bahwa ternyata pemimpin buruk dengan dukungan minim lebih berkuasa daripada pemimpin yang tidak begitu buruk tapi tidak memiliki dukungan sama sekali. Itu mengapa saya kemudian berkata semangat revolusi kaum muda kita semakin rendah, semangat untuk memilih dan bergerak sudah kalah dengan semangat hedonisme yang apatis.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">Wahai kaum partisan , butuh berapa kejutan lagi baru kalian kan mengerti. Tidak megawati ,tidak yusuf kalla , tidak susilo bambang yudhoyono. kami perlu pemimpin yang punya hati. yang duduk bersama kami merasakan panasnya terik mentari di atas bus kota, yang berdiri bersama kami di tengah derasnya hujan badai di rumah kami yang kebanjiran..Ini dadaku , mana dadamu wahai para pemimpin...</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;" />
<span style="background-color: white; font-family: 'Trebuchet MS', Trebuchet, Verdana, sans-serif; font-size: 14px;">satukan hati , pilih yang benar, pilih yang bermoral dan punya hati..</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-63482920546271539712013-03-08T23:32:00.001-08:002013-03-08T23:32:31.529-08:00Waspadai Rekayasa dan Infiltrasi Intelijen<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh34H07b4XeQxauPzbA_nF1EBfNS5B6Fi0g82_TD4axcMZU52ugrTwc7hWAFwRAuqiUUJNqCdfjOrtiH11me-NparquuerBhqrMZqtmOv_HacIt-dGnmg-_LGI61UzXIdjIBZhgdidUT2g/s200/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh34H07b4XeQxauPzbA_nF1EBfNS5B6Fi0g82_TD4axcMZU52ugrTwc7hWAFwRAuqiUUJNqCdfjOrtiH11me-NparquuerBhqrMZqtmOv_HacIt-dGnmg-_LGI61UzXIdjIBZhgdidUT2g/s200/unduhan.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 15.953125px; text-align: left;">Waspadai Rekayasa dan Infiltrasi Intelijen</span></td></tr>
</tbody></table>
Hari ini semua musuh Islam ; kafir, musyrik dan Munafiq berkolaborasi menyerang dan menghancurkan kekuatan Islam. Sunnatullah menggariskan, permusuhan mereka terhadap islam dan kaum muslimin akan senantiasa ada hingga hari kiamat, di belahan dunia manapun termasuk Indonesia. Terkadang islam menang, dan tak jarang mereka diatas angin.<br /><br />Dalam kondisi demikian tanpa sadar, umat Islam dihasut untuk melawan saudaranya sendiri yang satu aqidah dan satu tujuan. Musuh Islam sadar betul, umat islam tidak bisa dihabisi dari luar, umat Islam hanya bisa dihancurkan dari dalam. Maka proyek penyusupan (lebih dikenal dengan infiltrasi) kedalam tubuh kelompok Islam dilakukan oleh lawan.<br /><br />Sejarah hubungan intelijen Indonesia dengan kelompok-kelompok rekaan dalam Islam bukan sesuatu yang baru. Dan bukan hal baru kalangan intelijen menanam agennya ke organisasi Islam dengan tujuan melumpuhkannya. Pernyataan ini pernah disampaikan Profesor Emiritus dari Universitas Washington, AS, Prof. Dr. Daniel S Lev.<br /><br />"Sejak masa Orde Baru, kelompok Islam selalu dipermainkan," kata Daniel Lev. "Dari sudut pandang intelijen seperti BIN –dulu Bakin-- orang-orang radikal Islam berguna sekali karena gampang digerakkan dan dipakai," ujarnya dikutip TEMPO suatu ketika.<br /><br />Dalam buku “Pangkopkamtib Jenderal Soemitro Dan Peristiwa 15 Januari 1974”, oleh Heru Cahyono, (Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1998), secara rinci menjelaskan bagaimana peran-peran intelijen memainkan peran terhadap kaum Muslim.<br /> <br />Permainan intelijen terhadap kalangan Islam cukup terkemuka, ketika Opsus (Operasi Khusus) melalui Ali Moertopo melakukan rekayasa terhadap Parmusi (Partai Muslimin Indonesia), wadah aspirasi politik golongan Islam modernis yang berbasis masa bekas partai Masjumi. Sementara terhadap Islam tradisional dilakukan penggalangan melalui organisasi massa GUPPI (Gabungan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam), yang mana selanjutnya secara efektif menggarap massa Islam tradisional untuk ditarik masuk Golkar.<br /><br />Dan perlu dicatat, seluruh perlawanan ummat Muslim, baik yang dengan atau tanpa kekerasan semua di bawah kontrol dan provokasi intelejen. Kasus GPI, Woyla, Priok, Lampung, Aceh, Mataram, Pamswakarsa, Kupang, Ambon, Bom Istiqlal, Bom Natal dan Poso serta yang lain termasuk seperti perpecahan ormas dan partai Islam secara keseluruhan selalu melibatkan infiltran intelejen.<br /><br />Hal yang sama sekali tidak disadari ummat Muslim maupun para politisi Indonesia (demikian pula halnya oleh masyarakat internasional). Hanya dengan dalih dan statement mereka yang mengaku sebagai "santri" atau "aktifis organisasi dakwah" yang membawa nama dan jargon Islam atau keberpihakan moral terhadap problematika yang menimpa ummat atau mengajak bekerjasama menghadapi potensi ancaman musuh politik ideologis, kalangan Islam menjadi terpesona dan akhirnya terpedaya kemudian bersedia melakukan berbagai kooptasi.<br /><br />Selanjutnya rekayasa politik dan intelejen selalu memberi peluang dan kesempatan untuk memancing munculnya reaksi dalam bentuk sikap ketidak-puasan yang berujung perlawanan sporadis dari ummat Muslim, namun dengan serta merta dilibas secara tidak manusiawi dan sangat tidak seimbang.<br /><br />Melihat modus pembusukan dan penggembosan gerakan Islam oleh intelejen seperti ini, masyarakat sangat membutuhkan data dan informasi yang lebih banyak baik dalam kuantitas maupun kualitas yang bersifat investigatif.<br /><br />Sekalipun tetap menyadari bahwa informasi data intelejen tersebut tidak mungkin bisa diperoleh baik masyarakat partai, pergerakan, apalagi masyarakat umum, dalam bentuk dokumen tertulis, kecuali beberapa kasus atau person yang berhasil tertangkap tangan, seperti kasus intelejen Najamuddin yang surat tugasnya berhasil didapatkan setelah beberapa anggota kelompok Imran sukses mengakhiri hidup Najamuddin.<br /><br />Tengku Fauzy Hazbi Geudong alias Abu Jihad intelejen binaan yang direkrut Syafrie Syamsuddin sejak tahun 1979 hingga 2003 digunakan untuk menghadapi GAM dan NII . Abu Jihad yang telah mengabdikan diri kepada kepentingan intelejen Indonesia (BIN dan BAIS) nasibnya berakhir tragis, ia dieliminasi akhir Februari tahun 2003 di Ambon melalui eksekusi tak langsung oleh operasi intelejen. Antara lain dikordinir oleh Sersan Jawali intel Kodim Ambon dengan meminjam tangan agen Anto Aryanto dan Syahril, kakak ipar Anto seorang anggota polri (pihak polri mengklarifikasi Syahril sebagai seorang desertir) dibantu beberapa oknum yang mengait kepada kelompok mujahidin KOMPAK.<br /><br />BIN sebagai pihak yang menugaskan Abu Jihad ke Ambon sedikit pun tidak bereaksi baik secara hukum, politik, emosi dan moral atas kejadian terbunuhnya Abu Jihad, Ahmad Saridup dan Edy Saputra secara tragis tersebut. Tidak ada tali kasih atau pun aksi kerokhiman kepada keluarga, anak dan istri Abu Jihad. Demikian pula teman dan sahabat sesama intel yang terakhir berhubungan dengan Abu Jihad sebelum berangkat ke Ambon, seperti Gaos Taufik dan sejawatnya. Dunia intelejen betul-betul kejam, sadis, tak bermoral dan benar-benar sangat biadab.<br /><br />Semoga secuil kisah dan nasib tragis para agen intelejen di atas menjadi pelajaran berharga bagi mereka yang memiliki ingatan sehat dan kesadaran manusiawi serta tanggung jawab. Kepada masyarakat luas jangan pernah ada yang percaya apalagi yakin terhadap ajakan, bujuk rayu dan janji-janji indah komunitas intelejen, baik yang mengaku berbaju sipil maupun dinas. Ingat kepentingan intelejen hanya mengadu domba dan melemahkan posisi anda sebagai manusia yang merdeka dan bermartabat, menjunjung tinggi nilai-nilai Agama dan kemanusiaan justru menjadi tersudut, terdistorsi dan celaka.<br /><br />Dalam sejarah kalau kita mencermati di zaman Orde Baru, terhadap Islam, pemerintah Orde Baru dan Angkatan Darat khususnya, sejak awal menyadari mengenai kemungkinan naiknya pamor politik kekuatan Islam. Jatuhnya kekuatan ekstrim kiri PKI –yang kemudian secara formal diperkuat dengan keputusan pembubaran PKI—secara politis mengakibatkan naiknya pamor politik Islam sehingga terjadilah ketidakseimbangan (imbalance). Sayap Islam yang sedang mendapat angin, kemudian cenderung hendak memperkuat posisinya. Padahal disadari oleh Angtakan Darat ketika itu bahwa di dalam sayap Islam dinilai ada bibit-bibit “ekstrimisme” yang potensial.<br /><br />Intelijen ketika itu berusaha ‘menghancurkan’ PKI, menekan sayap Soekarno, dan ‘mencegah’ naiknya pamor Islam. Tugas Opsus kala itu adalah menyelesaikan segala sesuatu dengan cara mendobrak dan “merekayasa”.<br /> <br />Dalam buku “Konspirasi Intelijen dan Gerakan Islam Radikal”, (penyunting Umar Abduh 2003), kebijakan intelijen yang berpijak pada prinsip "kooptasi, konspirasi dan kolaborasi (galang, rektrut, bina, tugaskan, dan binasakan)" telah mampu 'menjebak' anggota NII. Intelijen juga berhasil melakukan ‘pembusukan’ Islam tahun 1977 dengan merekrut Danu Moh. Hasan dan Ateng Djaelani sebagai agen, yang akhirnya memunculkan kasus Komando Jihad (Komji). Danu yang semula divonis 10 tahun, dinyatakan bebas tahun 1979. Namun dikabarkan tewas diracun arsenikum. Intel juga dianggap menyusupkan Hasan Baw ke gerakan Warman tahun 1978-1979.<br /> <br />“Komando Jihad adalah hasil penggalangan Ali Moertopo melalui jaringan Hispran di Jatim. Tapi begitu keluar, langsung ditumpas oleh tentara, sehingga menjelang akhir 1970-an ditangkaplah sejumlah mantan DI/TII binaan Ali Moertopo seperti Hispran, Adah Djaelani Tirtapradja, Danu Mohammad Hasan, serta dua putra Kartosoewiryo, Dodo Muhammad Darda dan Tahmid Rahmat Basuki.<br /> <br />Ketika pengadilan para mantan tokoh DI/TII itu digelar pada tahun 1980, terungkap beberapa keanehan. Pengadilan itu sendiri dicurigai sebagai upaya untuk memojokkan umat Islam. Dalam kasus persidangan Danu Mohammad Hassan [tds] umpamanya, dalam persidangan ia mengaku sebagai orang Bakin. “Saya bukan pedagang atau petani, saya pembantu Bakin.” [Pangkopkamtib Jenderal Soemitro Dan Peristiwa 15 Januari 1974, Tahun 1998].<br /><br />"Pancingan" intel juga dianggap melahirkan kasus pembunuhan massal umat Islam yang dikenal “Peristiwa Tanjung Priok”, 12 September 1984. Tahun 1986, intel kembali dinilai melakukan rekayasa dengan memasukkan agennya bernama Syhahroni dan Syafki, mantan preman Blok M, dalam gerakan Usrah NII pimpinan Ibnu Thayyib. Alhasil, gerakan-gerakan "rekayasa" yang dimunculkan itulah yang akhirnya melahirkan stigma kekerasan dan gerakan ekstrim di kalangan Islam.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-19463318061584135922013-03-06T07:21:00.000-08:002013-03-06T07:21:11.647-08:00Sembilan Fakta Unik Hugo Chavez<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/04/24/1035284620X310.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/04/24/1035284620X310.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #818181; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; text-align: -webkit-left;">Berbicara di balkon istana kepresidenan di Caracas, Jumat (13/4/2012), Presiden Venezuela Hugo Chavez bersama putrinya, Rosa Virginia, saat mengumumkan akan berangkat ke Kuba untuk menjalani pengobatan lanjutan atas tumor pada panggulnya. Karena Chavez lama tidak berbicara ke publik, muncul spekulasi kesehatannya mundur atau bahkan meninggal.</span></td></tr>
</tbody></table>
CARACAS, KOMPAS.com — Mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez, semasa hidupnya kerap membuat pernyataan atau tindakan yang kontroversial. Tak jarang pernyataannya membuat panas telinga lawan-lawan politiknya. Nah, inilah sembilan fakta unik mendiang pemimpin yang kerap dijuluki El Commandante itu:<br /><br />1. Pada Juni 2009, Presiden Chavez melarang peredaran minuman ringan Coke Zero. Dia mengklaim minuman rendah kalori itu tidak sehat, tetapi dia tidak mengelaborasi pernyataannya. "Produk itu harus ditarik dari peredaran untuk menjaga kesehatan warga Venezuela," kata Chavez kala itu.<br /><br />2. Dalam acara televisi dan radio mingguannya, Alo Presidente, pada Oktober 2005, Chavez juga melarang perayaan Halloween di Venezuela. Dia menilai Halloween adalah "teror kaum imperialis" dan bagian dari tradisi Amerika "menyebar ketakutan ke negara lain, menyebar ketakutan kepada rakyat".<br /><br />3. Chavez ternyata penggemar berat baseball. Saat mengunjungi AS pada Juni 1999, beberapa bulan setelah dilantik, dia berkesempatan melakukan lemparan pertama di Stadion Shea, New York, dalam laga klub baseball New York Mets. Pemimpin berhaluan sosialis ini juga membunyikan bel penutupan perdagangan di lantai bursa New York.<br /><br />4. Chavez sangat tidak suka olahraga golf, yang menurutnya adalah olahraga para borjuis. Dia juga menyebut mobil golf adalah perlambang betapa malasnya para pemain golf. Para pengikut setia Chavez kemudian membatalkan dua turnamen golf di negeri itu karena menganggap pemeliharaan lapangan golf sangat besar sementara banyak warga negeri itu hidup dalam kemiskinan.<br /><br />5.Pada 2005, Chavez mengunjungi South Bronx, New York. Dalam pidatonya di sebuah gereja setempat, Chavez menjanjikan minyak dengan harga murah untuk warga miskin di sana. Lewat Citgo Petroleum, anak perusahaan minyak Venezuela di Amerika, dia menyediakan minyak pemanas dengan potongan harga hingga 40 persen. Citgo juga menjanjikan bantuan 3,6 juta dollar AS selama tiga tahun untuk menciptakan lapangan kerja dan merehabilitasi kawasan itu.<br /><br />6. Saat berpidato dalam Hari Air Sedunia 2011, Chavez menyatakan kehidupan Planet Mars berakhir karena salah kapitalisme.<br /><br />7. Meski Chavez bukan fans kapitalisme, tetapi dia adalah pengguna Twitter yang sangat aktif. Hingga wafatnya, Chavez memiliki empat juta followers. Dia bahkan menghadiahi sebuah apartemen baru untukfollower-nya yang ke-tiga juta.<br /><br />8. Chavez adalah pengagum pemimpin Kuba, Fidel Castro. Dia bahkan bergabung dalam sebuah kuartet untuk menyanyikan lagu "Happy Birthday" merayakan ulang tahun ke-75 Castro pada 2001.<br /><br />9. Meski garang di dunia politik, Chavez ternyata memiliki sisi artistik juga. Pada Desember 2011, dia memberi Presiden Argentina Cristina Fernandez de Krichner sebuah lukisan dirinya bersama Nestor Kirchner, almarhum suami sang presiden. Ternyata lukisan itu adalah hasil karya Chavez. "Banyak orang tak percaya bahwa saya yang membuat lukisan itu," kata Chavez.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-23579872078264077772013-03-06T07:12:00.001-08:002013-03-06T07:12:47.471-08:00Bentrok di Sabah, 14 Orang Tewas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://statik.tempo.co/data/2013/03/02/id_170372/170372_475.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="364" src="http://statik.tempo.co/data/2013/03/02/id_170372/170372_475.jpg" width="640" /></a></div>
<br /><br />KUALA LUMPUR, JUMAT - Bentrokan akhirnya pecah antara aparat keamanan Malaysia dan ratusan warga Filipina yang menyusup ke kawasan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Jumat (1/3) pagi.<br /><br />Sedikitnya 14 orang, yang terdiri dari 2 personel komando kepolisian Malaysia dan 12 penyusup, dilaporkan tewas dalam baku tembak sengit yang berlangsung sekitar 30 menit itu. Menurut Kepala Kepolisian Sabah Hamza Taib, tiga polisi Malaysia juga terluka dalam insiden itu.<br /><br />Pertempuran terjadi setelah para penyusup mencoba menerobos barikade yang didirikan polisi Malaysia.<br /><br />Bentrokan ini menjadi puncak drama penyusupan dan pengepungan yang berlangsung sejak pertengahan Februari lalu.<br /><br />Seperti diwartakan sebelumnya, sedikitnya 200 orang asal Filipina selatan, yang mengklaim sebagai warga Kesultanan Sulu, berlabuh dan mendirikan tempat tinggal di kawasan Lahad Datu pada 9 Februari. Polisi dan tentara Malaysia kemudian mengepung orang-orang yang sebagian membawa senjata api itu.<br /><br />Pemerintah Malaysia dan Filipina telah mendesak orang-orang itu segera kembali ke Filipina. Namun, mereka menolak dengan alasan wilayah Sabah adalah bagian dari Kesultanan Sulu.<br /><br />Insiden berdarah tersebut memicu kemarahan Perdana <br />Menteri Malaysia Najib Razak, yang mengaku telah menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah itu kepada aparat keamanan.<br /><br />”Jangan menguji kesabaran kami yang ada batasnya. Kami berupaya memindahkan mereka, mereka seharusnya menyerahkan diri dan pergi,” ujar Najib seperti dikutip kantor berita Bernama.<br /><br />Keterangan berbeda<br /><br />Agbimuddin Kiram, adik bungsu Sultan Sulu Jamalul Kiram III, yang saat bentrokan pecah berada di lokasi, mengklaim tembakan pertama berasal dari kepolisian Malaysia.<br /><br />”Mereka (polisi Malaysia) masuk ke wilayah kami sehingga kami harus membela diri. Kami dikepung dan tembak-menembak terjadi,” ujarnya kepada stasiun radio DZBB di Manila.<br /><br />Pernyataan yang lebih kurang sama juga disuarakan juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino III. Menurut jubir yang tidak disebutkan namanya itu, tembakan dilepaskan aparat kepolisian Malaysia setelah anggota kelompok Kesultanan Sulu mencoba menembus barikade polisi.<br /><br />Pernyataan mereka dibantah Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein. ”Saya telah mengonfirmasi bahwa aparat keamanan kami sama sekali tidak melepaskan satu pun tembakan. Personel kamilah yang justru ditembaki sekitar pukul 10.00 tadi!” tulis Hishammuddin di akun Facebook-nya.<br /><br />Insiden baku tembak tersebut dikhawatirkan akan memanaskan hubungan bilateral Malaysia dan Filipina yang selama ini kerap berselisih, terutama terkait dengan perbatasan wilayah laut. Insiden berdarah ini juga terjadi di saat Malaysia sedang mempersiapkan pemilihan umum.<br /><br />Di Manila, juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani, menyatakan, pihaknya akan terus melakukan perlawanan dan memaksa Pemerintah Malaysia bersedia duduk berunding membicarakan klaim mereka.<br /><br />Kesultanan Sulu, yang kini telah menjadi bagian dari Filipina, mengklaim Sabah sebagai wilayah mereka yang disewa Inggris pada masa kolonial. Tahun 1963, Sabah menjadi wilayah Malaysia. Namun, negara itu masih membayar uang sewa kepada penerus Kesultanan Sulu setiap tahun.<br /><br />Tentara Kesultanan Sulu menuntut Malaysia mengakui mereka sebagai pemilik sah Sabah dan menegosiasikan ulang kontrak perjanjian sewa mereka. Namun, Pemerintah Malaysia menolak tuntutan itu. (Reuters/AP/BBC/DWA)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-71072578400382249902013-03-06T07:09:00.004-08:002013-03-06T07:09:48.008-08:00Sultan Sulu Jamalul Kiram III menggelar jumpa pers di Manila, Selasa (26/2/2013)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/02/26/1806196-sultan-sulu-jamalul-kiram-iii-620X310.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/02/26/1806196-sultan-sulu-jamalul-kiram-iii-620X310.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
Sultan Sulu Jamalul Kiram III menggelar jumpa pers di Manila, Selasa (26/2/2013). Sebanyak 180 pengikut Sultan Sulu berada di Sabah, Malaysia yang diklaim sebagai wilayah Kesultanan Sulu. Presiden Filipina Benigno Aquino memperingatkan Sultan Sulu agar segera menarik para pengikutnya atau menghadapi konsekuensi hukum.<div>
<br /></div>
<div>
Sultan Sulu Jamalul Kiram III Mengatakan rakyat Sulu hanya mencoba meminta kembali wilayah Sulu di daerah Sabah yang lama telah di duduki oleh Imperialis Malaysia , karena perjanjian sewa yang dibuat sejak masa pendudukan Kolonial Inggris dan di perbaharui masa pemerintahan federasi Malaysia sudah perlu untuk di perbaharui . </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan Kesultanan Sulu menghendaki supaya tanah itu di kembalikan oleh Imperialis Malaysia kepada Sultan Sulu Jamalul Kiram III sebagai pewaris yang syah .</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-77606844999704242452013-03-06T07:01:00.001-08:002013-03-06T07:01:08.833-08:00Lima Polisi Malaysia Tewas Disergap Pasukan Sultan Zulu Bergelimpangan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://statik.tempo.co/data/2013/03/02/id_170369/170369_475.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="364" src="http://statik.tempo.co/data/2013/03/02/id_170369/170369_475.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
JAKARTA, KOMPAS - <bell></bell>Kontak senjata antara pasukan keamanan Malaysia dan pengikut Kesultanan Sulu yang menduduki Lahad Datu, pesisir pantai di wilayah Sabah, Malaysia, terus terjadi. Sabtu (2/3) malam, dua anggota kelompok penyusup tewas ditembak. Dini harinya, sedikitnya lima polisi Malaysia tewas disergap saat berpatroli di kota Semporna, sekitar 150 kilometer dari Lahad Datu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sejak dua pekan lalu, lebih dari 100 pengikut Kesultanan Sulu, sebagian dari mereka bersenjata, menyeberang ke Lahad Datu, Sabah. Mereka mengklaim tanah leluhur mereka di Sabah sebagai wilayah Kesultanan Sulu di Filipina selatan.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Setelah batas waktu yang diberikan Pemerintah Malaysia habis, terjadi kontak senjata dengan pasukan elite polisi Malaysia. Dua polisi komando dan 12 penyusup tewas dalam insiden itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Setelah insiden itu, para penyusup melarikan diri dan terpecah ke tiga wilayah pantai di Sabah, hingga terjadi penyergapan terhadap polisi Malaysia di Semporna.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Polisi Malaysia didukung pasukan militer terus mengejar para penyusup atas perintah Perdana Menteri Najib Razak, yang dibenarkan Kepala Polisi Malaysia Ismail Omar. Namun, Ismail menolak menyebut Sabah dalam kondisi darurat.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Dia juga tak berkomentar terkait klaim pihak Kesultanan Sulu di Manila, yang menyebut berhasil menyandera empat polisi Malaysia. ”Saya tak mau berspekulasi Sabah sedang dalam krisis. Aparat telah kami kerahkan di tiga lokasi untuk merespons keadaan,” ujar Ismail dalam jumpa pers di Lahad Datu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyayangkan kontak senjata yang pecah sejak akhir pekan lalu di Sabah, Malaysia. Namun, Marty mengapresiasi upaya Pemerintah Filipina dan Malaysia untuk berkomunikasi dan mencoba menyelesaikan masalah secara damai.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<crosshead></crosshead><strong>Marah</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Di Manila, pemimpin Kesultanan Sulu, Sultan Jamalul Kiram III (74), mengaku khawatir banyak pengikutnya marah atas tewasnya warga mereka di Lahad Datu. Dia dan salah seorang putrinya, Jacel, mencoba menenangkan warga meski menegaskan tak akan pernah mundur dari klaim mereka atas Sabah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
”Masalah itu terkait kehormatan, yang berada di atas segalanya, termasuk nyawa. Kami akan terus memperjuangkan kebenaran dan hak kami,” ujar Kiram.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Berdasarkan catatan sejarah, dua kesultanan di wilayah Sabah, yaitu Brunei dan Sulu, membuat kesepakatan tahun 1658. Kesultanan Brunei menghadiahkan wilayah Sabah kepada Kesultanan Sulu atas jasa mereka membantu melawan pemberontak.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Pada tahun 1878, perusahaan Inggris, British North Borneo Company, menyewa wilayah itu pada Kesultanan Sulu. Dalam kontrak disebutkan, perusahaan itu membayar senilai 1.700 dollar Amerika Serikat selama beroperasi.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Masalah muncul saat Malaysia merdeka. Inggris menyerahkan wilayah Sabah karena menganggap uang sewa tersebut sebagai uang pembelian lahan. Padahal, menurut BBC, hingga kini Malaysia masih membayar uang sebesar 1.500 dollar AS per tahun kepada Kesultanan Sulu.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Menurut pengamat ASEAN dari LIPI, Ratna Shofi Inayati, sengketa wilayah Sabah antara Malaysia dan Filipina pernah terjadi sekitar tahun 1968.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saat itu masalah dapat diredam, termasuk dengan permintaan Presiden Soeharto, yang meminta semua pihak menghentikan kekerasan dan bekerja sama membangun ekonomi dan kesejahteraan di kawasan.(AFP/AP/REUTERS/DWA)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-18470787300263010402013-03-06T06:57:00.000-08:002013-03-06T06:57:33.951-08:00Pendukung Sultan Sulu Retas Google<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/03/04/1518132-peta-sabah-620X310.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/03/04/1518132-peta-sabah-620X310.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Upaya mengklaim Negara Bagian Sabah menjadi bagian Kesultanan Sulu, tak hanya dilakukan dengan mengirim pasukan bersenjata. "Perjuangan" ternyata juga dilakukan lewat dunia maya.<br /><br />Pendukung Kesultana Sulu, Senin (4/3/2013), memanipulasi situs pencarian Google untuk mendukung upaya merebut kembali Sabah.<br /><br />Jika pengguna Google menuliskan kata "Sabah" dalam kotak pencarian, maka salah satu yang keluar di halaman pertama adalah penambahan kutipan "Wikipedia" tentang Sabah.<br /><br />"Sabah secara ilegal dianggap sebagai salah satu dari 13 negara bagian Malaysia, dan dianggap sebagai negara bagian paling timur. Padahal faktanya, Sabah adalah wilayah dari Kesultanan Sulu," demikian kutipan yang terlihat di sisi kanan halaman Google dengan peta Sabah di atasnya.<br /><br />Sementara itu, situs Stamford College di Malaysia juga diretas akhir pekan lalu. Halaman depan situs itu digantikan sebuah pesan terkait kepemilikan Sabah.<br /><br />"Waktu untuk merebut kembali yang menjadi milik kami sudah tiba." <br /><br />"Sabah adalah milik Filipina, kalian secara ilegal mengklaimnya," demikian isi pesan-pesan itu.<br /><br />Sedangkan sejumlah portal berita Filipina mengabarkan sejumlah situs internet negeri itu juga diserang para peretas Malaysia.<br /><br />Baku tembak yang terjadi di Negara Bagian Sabah antara aparat kepolisian Malaysia dan Tentara Kesultanan Sulu telah menewaskn 18 penyerang dan delapan polisi Malaysia.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5409756264679448021.post-26601711297407124942013-03-06T06:26:00.000-08:002013-03-06T06:52:34.649-08:00Ini Pernyataan Chavez yang Menuai Kontroversi <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://statik.tempo.co/data/2013/03/06/id_171012/171012_475.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="364" src="http://statik.tempo.co/data/2013/03/06/id_171012/171012_475.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left;">Dalam foto tanggal 30 November 2007 ini, Presiden Venezuela Hugo Chavez tiba dalam sebuah aksi menuntut perubahan konstitusi nasional di Caracas, Venezuela. Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan pada hari Selasa (5/3) bahwa Chavez meninggal dunia pada usia 58 tahun setelah hampir dua tahun berjuang melawan kanker. AP/Rodrigo Abd</span></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
TEMPO.CO, Karakas — Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang wafat pada usia 58 tahun, pada Selasa waktu setempat dikenal sebagai tokoh kontroversial. Ucapan-ucapannya yang dramatis dan provokatif kerap menjadi berita utama media internasional. Ini adalah beberapa penyataan Chavez yang berhasil menarik minat dunia:<br />
<br />
1. Menyamakan Bush dengan setan. Saking jengkelnya Chavez terhadap bekas Presiden Amerika Serikat George W. Bush, ia menyebut Bush sebagai “setan” dalam pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2006. “Kemarin, ada setan yang datang kemari. Ya, datang kemari. “ Chavez membuat tanda salib sebelum kembali berkata, “Dan baunya masih membekas hingga kini.”<br />
<br />
2. Kapitalisme membunuh mahluk hidup di Mars. Sebagai tokoh penting sosialis, Chavez memiliki kebencian besar terhadap segala sesuatu yang berbau kapitalis. Ia bahkan sempat menuding kapitalisme membunuh mahluk hidup di Mars dalam peringatan Hari Air Sedunia pada 2011. “Saya kerap mendengar bahwa ada peradaban di Mars. Tapi, mungkin, sejak kapitalisme mendarat di sana, imperialisme turut serta dan membunuh mereka.”<br />
<br />
3. Mengecam Halloween. Budaya yang sangat lazim dirayakan warga Amerika Serikat, tak luput dari kritikan Chavez. Dalam acara televisnya, Alo Presidente, pada 2005, Chavez menegaskan bahwa perayaan Halloween adalah kebiasaan “Gringo” yang tidak layak dilakukan warga Venezuela. “Ini adalah permainan teror, sesuai dengan budaya Barat yang gemar menakuti negara lain, bahkan rakyatnya sendiri.”<br />
<br />
4. Mengecam operasi plastik. Kritikan pedas Chavez tak hanya soal politik. Ia pun kerap mengecam budaya kontemporer, mulai wiski Skotlandia hingga operasi pembesaran payudara. Pada 2011, Chavez dilaporkan memarahi para dokter yang dinilai mendorong perempuan Venezuela untuk membesarkan payudaranya. <br />
<br />
5. Menuding Amerika Serikat bertanggung jawab atas gempa dasyat di Haiti. Setelah gempa dasyat yang mengguncang Haiti pada 2010, Chavez menuding Amerika Serikat bertanggung jawab. Seperti dilansir stasiun televisi ABC Spanyol, Chavez mengatakan bahwa negara adidaya itu melakukan uji coba senjata gempa yang berakhir dengan musibah tersebut. “Saya memeproleh info dari intelijen Rusia.”<br />
<br />
6. Plot serangan kanker Amerika Serikat. Negara adidaya itu lagi-lagi menjadi tudingan Chavez dalam epidemi penyakit kanker yang melanda petinggi negara-negara Amerika Latin. Selain Chavez, tercatat beberapa presiden di kawasan tersebut harus berobat karena mengidap penyakit kanker. “Apakah aneh jika mereka mengembangkan teknologi untuk menyebarkan kanker dan kita baru mengetahuinya 50 tahun lagi?”<br />
<br />
Adios Kamerad Chavez.<br />
<br />
L LOS ANGELES TIMES | SITA PLANASARI AQUADINIAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09551549984643401984noreply@blogger.com0