"Kita tidak bisa lagi mencegah orang kami. Kami terluka dan banyak dari orang-orang kami, bahkan yang bukan prajurit, akan bertolak ke Sabah untuk membantu kesultanan," kata Mudjahab seperti dikutip media itu.
Pernyataannya bertentangan dengan laporan lain yang menyebutkan bahwa pasukan keamanan di Malaysia dan Filipina telah memblokir pintu masuk menuju Lahad Datu. Mereka juga telah mengepung wilayah yang diduga menjadi tempat persembunyian prajurit Sulu.
Menurut Mudjahab, mereka yang berasal dari Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, dan Zamboanga telah meninggalkan perairan Filipina sejak tadi malam dengan perahu kecil, memasuki Sabah melalui apa yang mereka sebut "gerbang belakang Selatan"--rute yang biasa dilalui para pedagang.
Pejabat MNLF mengatakan, blokade laut itu tidak ada gunanya karena mereka yang mengetahui rute akan dapat masuk ke Malaysia timur dengan mudah, tanpa kecurigaan. "Ini adalah tentang kebanggaan dan kehormatan, dan orang-orang kami siap untuk berkorban," ia menambahkan.
Sebelumnya, hari ini, Kepala MNLF, Nur Misuari, dalam konferensi pers membantah terlibat dalam kebuntuan di Sabah.
Letnan Jenderal Rey Ardo, pemimpin militer di Mindanao Barat, dan pejabat Gubernur Daerah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM), Mujib Hataman, mengaku tak mengetahui adanya bala bantuan yang bertolak ke Sabah.
0 comments:
Post a Comment