Monday, September 19, 2011

Ada Temuan Baru dalam Kasus Century, KPK Mengakuinya!



JAKARTA, RIMANEWS - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui adanya temuan baru yang akan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan, untuk mengusut kasus Bank Century yang diduga merugikan negara hingga 6,7 triliun tersebut.

"Temuan baru itu yang pertama adalah, ternyata perjanjian pemberian FPJP (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek) no 76 itu dasar hukumnya memakai peraturan BI yang lama, dimana CAR (Capital Adequacy Ratio)-nya 8 persen sementara kondisi bank itu 2,3 persen," ungkap Bambang Soesatyo kepada wartawan usai Rapat Tim Pengawas Century di gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/7).



Tentu saja temuan itu kata Bambang, akan diolah kembali oleh KPK bersama dengan temuan-temuan lainnya. "Seperti misalnya, jaminan-jaminan yang relatif tidak pruden. Dan ada juga dugaan rekayasa para pejabat Bank Indonesia dalam membuat suatu ketentuan yg tidak layak menjadi dilayak-layakan," terangnya.

Maka dari itu, kata Bambang yang juga politisi Partai Golkar ini, hal ini akan dibahas kembali pada pertemuan selanjutnya yang akan digelar di Kejaksaan Agung pekan depan.(Ian/Lip)

Saturday, September 3, 2011

Keanehan atas Tewasnya Mantan Ajudan Susno Duadji

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Susno-Duadji-1301.jpg
Mantan pengawal pribadi Komjen Susno Duadji, Brigadir Kepala Doni Rahmanto tewas seusai kendaraannya mengalami kecelakaan di Jalan DI Pandjaitan Jakarta Timur, Rabu (9/3/2011) pagi.

Doni yang terakhir menjadi pengawal pribadi Kapolri Jenderal Timur Pradopo ini menghembuskan nafas terakhir saat dilarikan seorang dokter bernama Caroline dengan mobilnya menuju Rumah Sakit UKI Cawang Jakarta Timur.

Seorang rekan Doni di Bareskrim Mabes Polri, yang enggan disebut namanya, mengatakan Doni ditemukan dokter itu dengan kondisi luka di kepala bagian belakang dan masih bernafas. "Dia sempat bernafas tersengal-sengal. Tapi, di mobil dokter, Doni menghembuskan nafas terakhirnya," ujar rekan Doni di Jakarta, Kamis (10/3/2011).

Namun, ada keanehan tersendiri mengenai waktu dan lokasi kejadian.

Sebelumnya, Kasat Lantas Wilayah Jakarta Timur, Kompol Sudarsono mengatakan waktu kejadian sekitar pukul 07.50 WIB.

Waktu tersebut adalah jam berangkat kerja dengan padatnya kendaraan berlalu lalang di jalan protokol tersebut. Namun, saat kejadian justru jalan itu lengang. "Aneh, biasanya itu jalan ramai dengan orang lalu lalang. Dan saat itu sudah Pukul 07.00 WIB, tapi suasana sepi," ujar rekan Doni itu.

Rekan Doni yang juga sempat memandikan jenazah Doni ini mengatakan, selain luka di kepala belakang, Doni juga mengalami luka memar di pinggang hingga kaki kanan. Meski begitu, dia tidak bisa memastikan apakah Doni mengalami patah tulang karena tubuhnya telah kaku.

Sebelum sampai di rumah duka, Doni telah dimandikan dan dibalut kain kafan. Jenazah Doni sampai di rumah diantar dengan peti mati. "Istrinya terlihat sangat terpukul. Anaknya masih balita dan bayi, mereka belum mengerti apa-apa," ujarnya.

Sebelum wafat, Doni bertugas sebagai pengawal pribadi Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri.

Dengan berseragam serba hitam dan mengendarai motor hitam Yamaha 600 cc bersama seorang sniper yang diboncengnya, Doni bertugas sebagai sweeper. Gerakan motor dengan kecepatan tinggi yang disetir Doni, akan selalu membayang-bayangi kendaraan yang ditumpangi Kapolri.

Doni pernah menjadi saksi yang meringankan bagi terdakwa Susno untuk kasus suap PT Salmah Arowana Lestari (PT SAL) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dalam kesaksiannya, anggota Brigade Mobil Kelapa Dua itu membantah kalau Susno bertemu dengan Sjahril Johan di kediaman Susno seperti yang dituduhkan. Doni juga yang membenarkan bahwa Susno tidak pernah mengenakan sarung saat di rumah.

Sebelumnya, mantan Sekretaris Pribadi Susno, Inspektur Dua Anjar Saputro, juga tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, pada 16 Oktober 2010. Senasib dengan Doni, Anjar juga menjadi saksi yang meringankan bagi Susno di pengadilan untuk perkara yang sama.

Kematian Anjar pada kala itu mengundang banyak pertanyaan. Tim kuasa hukum Susno meminta penyelidikan kecelakaan itu. Polisi pun sempat memeriksa sopir Mitsubishi Colt L-300 dengan pelat nomor F-7311-FA yang menabrak sepeda motor Anjar.

Saat dihubungi, mantan Kapolres Bogor yang kini menjadi Wadir Lantas Polda Metro Jaya, AKBP Tomex Kurniawan, mengatakan bahwa kematian Anjar merupakan kecelakaan juga. "Kecelakaan murni. Insya Allah dari saksi, orang yang ada di situ, dan petugas, saya yakin itu kecelakaan murni," ujar Tomex.

Hingga kini, dua orang yang pernah sangat dekat dan menjadi saksi meringankan bagi Susno Duadji yang tewas. Sebelumnya, Inspektur Dua Anjar Saputro tewas juga akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010 lalu

Kasus tewasnya Anjar dan Doni dalam rentang waktu yang cukup dekat, cukup menimbulkan keanehan di antara para rekannya. "Kejadiannya begitu dekat dan dua-duanya mengalami kecelakaan lalu lintas," ujar si rekan Doni itu sambil menghela nafas.

Namun, Kabag Penum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menyatakan Doni tewas disebabkan kecelakaan lalulintas murni. Boy membantah ada skenario di balik tewasnya polisi yang menjadi saksi meringankan terdakwa Susno itu. "Tidak ada kaitannya. Itu betul kecelakaan murni," ujar Boy.

Dan kasus lakalantas Doni ini telah diselidiki Ditlantas Polres Jakarta Timur.

Boy menegaskan, bahwa kecelakaan serupa bisa menimpa siapa saja. "Tidak ada kaitan (skenario). Yang bersangkutan sebagai pengawal. Yang terakhir juga sebagai petugas pengawal dengan sepeda motor. Jadi, apa yang harus ditutup-tutupi," tegas Boy.

Untuk menunjukkan bahwa kasus tewasnya Doni bukanlah hasil skenario, Boy menyebut ada sejumlah saksi dan telah dilakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) oleh anggota Ditlantas. Bahkan, jenazah Doni telah dilakukan autopsi saat berada di rumah sakit, sebelum dibawa keluarga untuk dimakamkan.

Ajudan Susno Meninggal karena Kecelakaan

Mantan Kabreskim Polri, Komjen (Pol) Susno Duadji, bersiap menjalani persidangan di Pengadilan Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2011), dengan agenda pemeriksaan terdakwa. Susno didakwa dalam beberapa kasus, seperti menerima suap dari PT Salmah Arwana Lestari, dan penggelapan dana pengamanan Pemilukada Jabar.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menampik dugaan meninggalnya mantan ajudan Komisaris Jenderal Susno Duadji, Brigadir Kepala (Bripka) Doni Rahmanto, Rabu (9/3/2011), akibat unsur kesengajaan. Menurutnya, Doni meninggal karena mendapat musibah kecelakaan yang bisa terjadi pada siapa saja.

Bripka Doni ditemukan terkapar akibat terjatuh dari sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi B 6684 EOB miliknya di Jalan DI Panjaitan, di seberang kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jatinegara, Jakarta Timur. Doni adalah mantan ajudan sekaligus saksi meringankan untuk Susno terkait kasus PT Salmah Arowana Lestari di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 November lalu.
"Itu musibah karena kecelakaan lalu lintas dan sedang tidak bertugas. Ia kecelakaan pada saat mau membeli tiket. Ini kondisi yang bisa saja dialami oleh kita semua di jalan. Tidak ada kaitan  untuk tutup mulut atau apa. Yang bersangkutan kan sudah tidak sebagai pengawal," tegas Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kamis (10/3/2011).

Menurut Boy, sejumlah masyarakat akan menjadi saksi yang melihat atau menemukan Doni Rahmanto setelah mengalami kejadian naas itu. Proses penyelidikan kematian Bripka Doni Rahmanto saat ini tengah dilakukan oleh pihak Lantas Mabes Polri. Kecurigaan mengenai kematian Doni beredar setelah sebelumnya mantan ajudan Susno, Inspektur Dua Anjar Saputro, juga tewas akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010.
Editor :
I Made Asdhiana

Monday, March 14, 2011

Eva Sundari: Saya Tak Percaya 2 Eks Ajudan Susno Tewas Murni Lakalantas

EVA KUSUMA SUNDARI/IST
RMOL Kematian dua eks ajudan Komjen (Pol) Susno Duadji, Bripka Doni Rahmanto dan Ipda Anjar Saputro masih menyisakan pertanyaan besar, meskipun Kapolri Timur Pradopo telah menegaskan bahwa keduanya tewas akibat lakalantas (kecelakaan lalu lintas).

"Saya risau dan tidak percaya dua orang eks ajudan (Susno) kebetulan semua tewas karena tabrak lari," kata  anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari kepada Rakyat Merdeka Online, (Senin, 14/3).

Menurut Eva, banyak kejanggalan dalam penanganan kasus hukum Susno Duadji. Apalagi seperti diketahui, baik Anjar maupun Doni, sama-sama menjadi saksi yang meringankan bagi Susno Duadji yang diadili dalam kasus korupsi. Politisi PDI Perjuangan ini berharap, dalam rapat panja mafia pajak Komisi III dengan Susno nanti mampu memberikan tekanan untuk mengurai kejanggalan yang ada terutama terkait kematian keduanya.

"‎​Semoga proses politik bisa meluruskan potensi-potensi rekayasa peradilan serta dapat menguatkan SD yang mendapat intimidasi bertubi-tubi," imbuh Eva.

Bripka Doni Rahmanto dan Ipda Anjar Saputro menghembuskan nafas terakhir setelah diduga menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Kejadian pertama menimpa Ipda Anjar Saputro yang tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor pada 16 Oktober 2010. Belum lama berselang, Rabu (9/3) lalu, Bripka Doni Rahmanto juga tewas mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan DI Panjaitan, Jakarta. [wid]

Friday, March 11, 2011

Dua saksi meringankan Susno Duaji tewas ditabrak.....apakah benar negara telah dikuasai Mafia...?



Saat membaca berita tentang kematian salah satu ajudan Susno Duaji yang tewas ditabrak seseorang yang misterius.....saya langsung teringat bahwa kejadian serupa juga pernah dialami saksi Susno Duaji lainnya. Jadi dua saksi meringankan Pak Susno Duaji tewas ditabrak....kok bisa ya...kejadian yang aneh dan serba kebetulan...? Lebih aneh lagi kalau Polisi langsung mengatakan itu kecelakaan murni.....weleh...weleh.... Rasa-rasanya nggak mungkinlah bila hal itu suatu kebetulan dan kecelakaan murni. 

Mungkin kita perlu menyewa detektif swasta yang sudah berpengalaman ya di dunia mata-mata. Perlukah kita meminta bantuan dari detektif cilik "detektif conan...? Yang mungkin saja nggak bisa disuap wong dia masih kecil...he..he...

Sudah 2 Ajudan Susno Duaji Tewas

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang lagi mantan pengawal Komisaris Jenderal Susno Duadji tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Kali ini, kejadian naas itu menimpa Brigadir Kepala Doni Rahmanto, Rabu (9/3/2011) pagi.

Bripka Doni ditemukan terkapar akibat terjatuh dari sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi B 6684 EOB miliknya di Jalan DI Panjaitan, di seberang kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jatinegara, Jakarta Timur.

Doni adalah bekas ajudan Susno yang pernah bersaksi meringankan untuk Susno dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 November lalu, soal kasus PT Salmah Arowana Lestari.

Hingga kini, berarti sudah dua orang mantan pengawal sekaligus saksi meringankan bagi Susno Duadji yang tewas. Sebelumnya, Inspektur Dua Anjar Saputro tewas juga akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010 lalu.

Kepala Satuan Lalu Lintas Jakarta Timur Komisaris Sudharsono, saat dihubungi wartawan, mengatakan, saat ini petugas kesulitan menemukan saksi penabrak anggota Satuan Gegana itu.

"Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh," katanya.

Ia menjelaskan, saat almarhum dikerubungi warga, seorang dokter bernama Carolin kemudian datang dan mengantarkan bapak dua anak itu ke Rumah Sakit UKI Cawang. Dalam perjalanan, Doni mengembuskan napas terakhirnya. "Doni meninggal akibat luka hebat di kepalanya," ujarnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, Sudharsono menjelaskan bahwa Doni saat itu dalam perjalanan dari kediamannya di Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Kereta Api Jatinegara untuk membeli tiket bagi mertuanya.

Saat Doni melintas di Jalan DI Panjaitan, diduga Doni bertabrakan dengan pengendara lain sehingga ia terhempas dan terluka.

"Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh."
-- Komisaris Sudharsono

Aneh jika musibah yang menimpa pengawal pribadi (walpri) Kapolri, Bripka Doni Rahmanto adalah kecelakaan murni. Menurut kepolisian itu adalah kecelakaan tunggal, tapi bagaimana bisa secara kebetulan dua saksi meringankan Susno Duoji itu meninggal hampir bersamaan dengan cara yang sama?

Kematian Doni yang ganjil ini tak bisa lepas dari kaitannya kecelakaan dengan kesaksian Doni saat di persidangan Susno Duadji.
Bripka Doni Rahmanto tewas karena mengalami kecelakaan di Jl DI Panjaitan, Jakarta, Rabu (9/3) pagi. Diduga, Doni menjadi korban tabrak lari. Tabrak lari atau emang mau ditabrak?

Doni merupakan mantan pengawal pribadi Komjen Pol Susno Duadji.

Sebelumnya, pengawal Susno lainnya yakni Ipda Anjar Saputro, yang meringankan Susno di persidangan, juga tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, 16 Oktober 2010.

.
Kebetulan yang mencengangkan

Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Doni membantah kalau Susno bertemu dengan Sjahril Johan di kediaman Susno seperti yang dituduhkan jaksa. Ngeri tidak jika Anjar juga meninggal dengan cara yang sama? kebetulan yang mencengangkan?
Dulu Nasruddin dibunuh guna memenjarakan Antasari Ashar, sekarang giliran Susno yg dikerjain ..

Apakah masih ada mantan ajudan atau mantan sopir atau siapapun yang bisa meringankan pak Susno dalam kasus yang sedang beliau hadapi saat ini, yang masih hidup sampai saat ini?

.
Jasad Baharuddin Lopa yang berwarna biru

Ini mengingatkan kita pada kematian almarhum Baharuddin Lopa, seorang pekerja hukum yang sangat vokal dan tak kenal takut. Waktu itu almarhum Bahrudin Lopa meninggal, juga kematiannya terasa sangat aneh. Saat itu sekujur tubuhnya membiru!
Sampai sekarang pun tidak ada yang tahu apa penyebabnya. Sama dengan almarhum Munir, tadinya sangat dipaksakan kalau fakta ini ditutup tutupi tapi mereka (arsitek pembunuhna itu) tak memperhitungkan jika Munir berangkat ke Belanda adalah moment yang tak tepat. Pembunuhnya lupa kalau Belanda adalah salah satu kampiun HAM.
Harusnya dibunuh saat akan ke INDONESIA jadi otopsi di Indonesia bisa di bungkam. Kasihan pendekar kebenaran di Indonesia ini.

Sulit sekali mencari aparat penegak hukum bersih di negara ini, polisi saja bisa dilenyapkan, kalau yang berpangkat macam Susno dan Wiliardi silahkan masuk penjara, yang kroco silahkan meregang nyawa. Aparat bersenjata saja nyawa bisa melayang ? lha bagaimana dengan sipil ?

.
Sudah pasti dibunuh(?)

Tidak mungkin kebetulan mati, kata sebuah sumber di Detik.Com yang tak mau disebutkan namanya. Terlihat ini konspirasi yang ujung-ujungnya mengarah ke petinggi tertinggi negara dan partai kesayangannya karena merekalah yang paling ****** dan tidak menginginkan Susno ’bernyanyi’. Di media Jakarta Post disebutkan tidak ada yang melihat bagaimana almarhum saksi Susno itu ditabrak.

Kalau memang tidak ada yang melihat dan penabrak belum ketemu, kenapa Pol Boy Rafli Amar dengan amat yakin mengatakan kalau hal ini adalah kecelakaan murni ya? Seharusnya diusut lebih dahulu, dicari siapa yang menabrak. JAdi cukup mengherankan sesama polisi meninggal belum diusut sudah dinyatakan kecelakaan.

Kebayang kan? Yang menyedihkan adalah adanya terasa bentuk ‘kerjasama’ misterius antara: Polisi, Jaksa, Hakim. Ingat Antasari, Susno, Bi-Chan?

.
Hubungan antara Susno dan Antashary

Sebetulnya bukan feeling tapi memang demikianlah adanya. Kasus yang hendak dibongkar Susno pada awalnya juga Century dan mark up IT KPU serta DPT sama seperti yang ingin dibuka oleh Antasari.

Mungkin ada yang sakit hati. Bisa jadi perintahnya adalah jangan memberi kesaksian atau akan dilenyapkan. Dan benar setelah memberi kesaksian benar-benar dilenyapkan akhirnya. Yang kasihan keluarganya. Sungguh tega.
Sehingga LPSK itu sebagai perlindungan saksi bisa dipertanyakan keefektifannya? tentu bukan hanya melindungi Arumi Bachsin saja.

Terlepas dari itu, saya secara pribadi juga merasa aneh ketika mengingat Nanan (http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/225410/1581650/10/ditanya-visi-wakapolri-komjen-nanan-masih-malu-malu) yang malu malu saat ditanya mengenai visinya memberantas kejahatan kerah putih di badan kepolisian. Kenapa beliau malu malu? Siapa yang ditakutkan?Ngomong dong pak, seperti yang dilakukan pak Susno atau Wiliardi, jangan khawatir tidak akan ditabrak lari.

Tabrak lari, hmm.. , jadi sekarang ada cara baru melenyapkan saksi ya?

Pengacara: Usut Kematian Ajudan Susno

Komisaris Jenderal Susno Duadji
VIVAnews - Pengacara Susno Duadji, Zul Armain mendesak kepolisian untuk mengusut kematian saksi Anjar Saputro yang meringankan kliennya. Dia meminta Kepolisian membuktikan apakah kematian Anjar, yang adalah mantan ajudan Komisaris Jenderal Susno Duadji, itu kecelakaan murni atau disengaja.

"Kami minta pihak kepolisian mengusut secara tuntas atas meninggalnya Anjar. Jangan cepat-cepat membuat suatu klarifikasi ini kecelakaan murni," kata Zul Armain saat dihubungi wartawan, Senin 18 Oktober 2010.

Menurut dia, peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Kamis 14 Oktober itu bisa diusut dan dijelaskan secara adil. "Tabrakan kenapa kan bisa juga dan siapa pemilik kendaraan," kata dia. "Jangan langsung justifikasi ini meninggal kecelakaan murni."

Dia mengatakan Anjar adalah saksi kunci dari kasus yang dihadapi Susno Duadji. Karena, kata dia, saat mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri itu menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Anjar telah menjadi ajudannya.

"Beliau adalah saksi kunci yang bisa meringankan, untuk menyangkal apa yang dituduhkan kepada Pak Susno, beliau ini saksi kuci untuk dua kasus," kata dia.

Namun demikian, dengan kematian Anjar itu bukan berarti saksi yang meringankan Susno telah habis. Dia mengatakan masih ada beberapa saksi meringankan lain yang bisa diajukan ke pengadilan. "Saksi yang lain juga ada, tapi kalau lebih dari satu lebih ada keyakinan untuk mempertimbangkan," kata dia.

Lantas, apakah pihak pengacara menduga adanya kesengajaan dalam kematian Anjar? "Kalau kita tidak boleh berprasangka buruk, kita harap ada klarilikasi yang fair di Kepolisian," kata dia.

Sebelumnya, ajudan Susno Duadji Ipda Anjar tewas dalam sebuah kecelakaan pada 14 Oktober. Saat itu Anjar tengah mengendarai sepeda motor Supra X berplat nomor F 5480 DP dari arah Salabenda menuju Bandara Atang Senjaja.

Saat di Jalan Raya Salabenda Kampung Salabenda Pintu Air, Rt 03 RW 05 dusun Parakan Jaya, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, Korban Anjar yang saat itu hendak mendahului mobil angkutan umum terjatuh.

Dalam waktu bersamaan dari arah berlawanan melintas mobil Mitsubisi F 7311 FA yang melintas. Korban meninggal di lokasi kejadian dan jenazahnya dibawa ke RS PMI Bogor. (adi)

Thursday, March 10, 2011

Sudah 2 Mantan Ajudan Susno Duadji Tewas

Terdakwa, mantan Kabareskrim Mabes Polri Komisaris Jendral Polisi Susno Duadji, menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (14/2/2011). Terdakwa kasus dugaan suap PT Salmah Arowana Lestari senilai Rp 500 juta tersebut dituntut jaksa penuntut umum dengan hukuman selama tujuh tahun penjara disertai denda Rp 500 juta dan subsider enam bulan penjara.

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang lagi mantan pengawal Komisaris Jenderal Susno Duadji tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Kali ini, kejadian naas itu menimpa Brigadir Kepala Doni Rahmanto, Rabu (9/3/2011) pagi.
Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh.
-- Komisaris Sudharsono
Bripka Doni ditemukan terkapar akibat terjatuh dari sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi B 6684 EOB miliknya di Jalan DI Panjaitan, di seberang kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jatinegara, Jakarta Timur.
Doni adalah bekas ajudan Susno yang pernah bersaksi meringankan untuk Susno dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 November lalu, soal kasus PT Salmah Arowana Lestari.
Hingga kini, berarti sudah dua orang mantan pengawal sekaligus saksi meringankan bagi Susno Duadji yang tewas. Sebelumnya, Inspektur Dua Anjar Saputro tewas juga akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010 lalu.
Kepala Satuan Lalu Lintas Jakarta Timur Komisaris Sudharsono, saat dihubungi wartawan, mengatakan, saat ini petugas kesulitan menemukan saksi penabrak anggota Satuan Gegana itu.
"Warga menemukan Doni sudah terkapar, tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa jatuh," katanya.
Ia menjelaskan, saat almarhum dikerubungi warga, seorang dokter bernama Carolin kemudian datang dan mengantarkan bapak dua anak itu ke Rumah Sakit UKI Cawang. Dalam perjalanan, Doni mengembuskan napas terakhirnya. "Doni meninggal akibat luka hebat di kepalanya," ujarnya.
Berdasarkan keterangan keluarga, Sudharsono menjelaskan bahwa Doni saat itu dalam perjalanan dari kediamannya di Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Kereta Api Jatinegara untuk membeli tiket bagi mertuanya.
Saat Doni melintas di Jalan DI Panjaitan, diduga Doni bertabrakan dengan pengendara lain sehingga ia terhempas dan terluka. (Nurmulia Rekso Purnomo)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls