Thursday, February 28, 2013

Nazar, Ibas & Gebrak Meja SBY


INILAH.COM, Jakarta - Kenapa mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum selalu menyebut nama Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin ketika menyinggung dugaan keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dalam kasus Hambalang?

Karena, Amir ikut dalam rapat Dewan Kehormatan yang digelar pada Mei 2011. INILAH.COM telah memberitakan pertemuan tersebut pada Kamis 18 Agustus 2011, dengan judul berita "Nazar Ajak 'Damai', SBY Gebrak Meja".

Anas yang saat itu masih menjadi ketua umum, mengantarkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang dipanggil Ketua Dewan Kehormatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Puri Cikeas Indah, Jawa Barat.

Secara langsung, Nazar meminta agar dirinya tidak dijadikan korban dalam kasus wisma atlet SEA Games. Bahkan, ia menggertak dan mengancam SBY terkait kasus korupsi yang menyangkut elite partai, nama Ibas disebut menerima uang.

SBY kaget melihat sikap Nazar. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut membentak. "Saudara jangan mendikte, saya tidak bisa didikte!" tegas sumber INILAH.COM menirukan pernyataan SBY.

Kemudian, SBY menantang Nazar untuk membongkar semua kasus. SBY meninggalkan ruangan dan menyatakan rapat Dewan Kehormatan ditutup.

Sekarang, Anas yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembangunan kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, mirip Nazar. Ia tidak mau sendirian, ingin menyeret yang lain.

Yang membedakan Nazar dan Anas. Nazar ceplas-ceplos, tidak sungkan menyebut nama seseorang, meskipun belum tentu terbukti kebenarannya.

Sedangkan, Anas belum mau membeberkan dugaan keterlibatan Ibas. Seperti statusnya di BlackBerry Messenger (BBM) kemarin 'Nabok Nyilik Tangan'. Ia terkesan ingin membuat polemik, dengan menunjuk Amir yang pantas lebih dulu menjelaskan dugaan keterlibatan Ibas.

Anas menuding, Ibas pun membantah. Wajar hal itu terjadi. Dulu, saat dituduh Nazar pun, Anas membantah. Bahkan, mantan Ketua Umum HMI tersebut mengeluarkan pernyataan menghebohkan "Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas".

Mana yang benar dan yang tidak, lebih baik diserahkan ke proses hukum yang sedang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi. Yang jelas, sikap SBY yang menantang Nazar membuka kasus kader Demokrat, termasuk anaknya sudah tepat. Tidak boleh ada tebang pilih dalam penegakan hukum. [rok]

Sumber Berita : http://nasional.inilah.com/read/detail/1963027/nazar-ibas-gebrak-meja-sby#.US8adaIz2jY

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls