Monday, September 19, 2011

Ada Temuan Baru dalam Kasus Century, KPK Mengakuinya!



JAKARTA, RIMANEWS - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui adanya temuan baru yang akan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan, untuk mengusut kasus Bank Century yang diduga merugikan negara hingga 6,7 triliun tersebut.

"Temuan baru itu yang pertama adalah, ternyata perjanjian pemberian FPJP (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek) no 76 itu dasar hukumnya memakai peraturan BI yang lama, dimana CAR (Capital Adequacy Ratio)-nya 8 persen sementara kondisi bank itu 2,3 persen," ungkap Bambang Soesatyo kepada wartawan usai Rapat Tim Pengawas Century di gedung KPK, Jakarta, Rabu (6/7).



Tentu saja temuan itu kata Bambang, akan diolah kembali oleh KPK bersama dengan temuan-temuan lainnya. "Seperti misalnya, jaminan-jaminan yang relatif tidak pruden. Dan ada juga dugaan rekayasa para pejabat Bank Indonesia dalam membuat suatu ketentuan yg tidak layak menjadi dilayak-layakan," terangnya.

Maka dari itu, kata Bambang yang juga politisi Partai Golkar ini, hal ini akan dibahas kembali pada pertemuan selanjutnya yang akan digelar di Kejaksaan Agung pekan depan.(Ian/Lip)

Saturday, September 3, 2011

Keanehan atas Tewasnya Mantan Ajudan Susno Duadji

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Susno-Duadji-1301.jpg
Mantan pengawal pribadi Komjen Susno Duadji, Brigadir Kepala Doni Rahmanto tewas seusai kendaraannya mengalami kecelakaan di Jalan DI Pandjaitan Jakarta Timur, Rabu (9/3/2011) pagi.

Doni yang terakhir menjadi pengawal pribadi Kapolri Jenderal Timur Pradopo ini menghembuskan nafas terakhir saat dilarikan seorang dokter bernama Caroline dengan mobilnya menuju Rumah Sakit UKI Cawang Jakarta Timur.

Seorang rekan Doni di Bareskrim Mabes Polri, yang enggan disebut namanya, mengatakan Doni ditemukan dokter itu dengan kondisi luka di kepala bagian belakang dan masih bernafas. "Dia sempat bernafas tersengal-sengal. Tapi, di mobil dokter, Doni menghembuskan nafas terakhirnya," ujar rekan Doni di Jakarta, Kamis (10/3/2011).

Namun, ada keanehan tersendiri mengenai waktu dan lokasi kejadian.

Sebelumnya, Kasat Lantas Wilayah Jakarta Timur, Kompol Sudarsono mengatakan waktu kejadian sekitar pukul 07.50 WIB.

Waktu tersebut adalah jam berangkat kerja dengan padatnya kendaraan berlalu lalang di jalan protokol tersebut. Namun, saat kejadian justru jalan itu lengang. "Aneh, biasanya itu jalan ramai dengan orang lalu lalang. Dan saat itu sudah Pukul 07.00 WIB, tapi suasana sepi," ujar rekan Doni itu.

Rekan Doni yang juga sempat memandikan jenazah Doni ini mengatakan, selain luka di kepala belakang, Doni juga mengalami luka memar di pinggang hingga kaki kanan. Meski begitu, dia tidak bisa memastikan apakah Doni mengalami patah tulang karena tubuhnya telah kaku.

Sebelum sampai di rumah duka, Doni telah dimandikan dan dibalut kain kafan. Jenazah Doni sampai di rumah diantar dengan peti mati. "Istrinya terlihat sangat terpukul. Anaknya masih balita dan bayi, mereka belum mengerti apa-apa," ujarnya.

Sebelum wafat, Doni bertugas sebagai pengawal pribadi Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri.

Dengan berseragam serba hitam dan mengendarai motor hitam Yamaha 600 cc bersama seorang sniper yang diboncengnya, Doni bertugas sebagai sweeper. Gerakan motor dengan kecepatan tinggi yang disetir Doni, akan selalu membayang-bayangi kendaraan yang ditumpangi Kapolri.

Doni pernah menjadi saksi yang meringankan bagi terdakwa Susno untuk kasus suap PT Salmah Arowana Lestari (PT SAL) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dalam kesaksiannya, anggota Brigade Mobil Kelapa Dua itu membantah kalau Susno bertemu dengan Sjahril Johan di kediaman Susno seperti yang dituduhkan. Doni juga yang membenarkan bahwa Susno tidak pernah mengenakan sarung saat di rumah.

Sebelumnya, mantan Sekretaris Pribadi Susno, Inspektur Dua Anjar Saputro, juga tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, pada 16 Oktober 2010. Senasib dengan Doni, Anjar juga menjadi saksi yang meringankan bagi Susno di pengadilan untuk perkara yang sama.

Kematian Anjar pada kala itu mengundang banyak pertanyaan. Tim kuasa hukum Susno meminta penyelidikan kecelakaan itu. Polisi pun sempat memeriksa sopir Mitsubishi Colt L-300 dengan pelat nomor F-7311-FA yang menabrak sepeda motor Anjar.

Saat dihubungi, mantan Kapolres Bogor yang kini menjadi Wadir Lantas Polda Metro Jaya, AKBP Tomex Kurniawan, mengatakan bahwa kematian Anjar merupakan kecelakaan juga. "Kecelakaan murni. Insya Allah dari saksi, orang yang ada di situ, dan petugas, saya yakin itu kecelakaan murni," ujar Tomex.

Hingga kini, dua orang yang pernah sangat dekat dan menjadi saksi meringankan bagi Susno Duadji yang tewas. Sebelumnya, Inspektur Dua Anjar Saputro tewas juga akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010 lalu

Kasus tewasnya Anjar dan Doni dalam rentang waktu yang cukup dekat, cukup menimbulkan keanehan di antara para rekannya. "Kejadiannya begitu dekat dan dua-duanya mengalami kecelakaan lalu lintas," ujar si rekan Doni itu sambil menghela nafas.

Namun, Kabag Penum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menyatakan Doni tewas disebabkan kecelakaan lalulintas murni. Boy membantah ada skenario di balik tewasnya polisi yang menjadi saksi meringankan terdakwa Susno itu. "Tidak ada kaitannya. Itu betul kecelakaan murni," ujar Boy.

Dan kasus lakalantas Doni ini telah diselidiki Ditlantas Polres Jakarta Timur.

Boy menegaskan, bahwa kecelakaan serupa bisa menimpa siapa saja. "Tidak ada kaitan (skenario). Yang bersangkutan sebagai pengawal. Yang terakhir juga sebagai petugas pengawal dengan sepeda motor. Jadi, apa yang harus ditutup-tutupi," tegas Boy.

Untuk menunjukkan bahwa kasus tewasnya Doni bukanlah hasil skenario, Boy menyebut ada sejumlah saksi dan telah dilakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) oleh anggota Ditlantas. Bahkan, jenazah Doni telah dilakukan autopsi saat berada di rumah sakit, sebelum dibawa keluarga untuk dimakamkan.

Ajudan Susno Meninggal karena Kecelakaan

Mantan Kabreskim Polri, Komjen (Pol) Susno Duadji, bersiap menjalani persidangan di Pengadilan Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2011), dengan agenda pemeriksaan terdakwa. Susno didakwa dalam beberapa kasus, seperti menerima suap dari PT Salmah Arwana Lestari, dan penggelapan dana pengamanan Pemilukada Jabar.

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabag Penum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menampik dugaan meninggalnya mantan ajudan Komisaris Jenderal Susno Duadji, Brigadir Kepala (Bripka) Doni Rahmanto, Rabu (9/3/2011), akibat unsur kesengajaan. Menurutnya, Doni meninggal karena mendapat musibah kecelakaan yang bisa terjadi pada siapa saja.

Bripka Doni ditemukan terkapar akibat terjatuh dari sepeda motor Yamaha Mio putih bernomor polisi B 6684 EOB miliknya di Jalan DI Panjaitan, di seberang kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Jatinegara, Jakarta Timur. Doni adalah mantan ajudan sekaligus saksi meringankan untuk Susno terkait kasus PT Salmah Arowana Lestari di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 2 November lalu.
"Itu musibah karena kecelakaan lalu lintas dan sedang tidak bertugas. Ia kecelakaan pada saat mau membeli tiket. Ini kondisi yang bisa saja dialami oleh kita semua di jalan. Tidak ada kaitan  untuk tutup mulut atau apa. Yang bersangkutan kan sudah tidak sebagai pengawal," tegas Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kamis (10/3/2011).

Menurut Boy, sejumlah masyarakat akan menjadi saksi yang melihat atau menemukan Doni Rahmanto setelah mengalami kejadian naas itu. Proses penyelidikan kematian Bripka Doni Rahmanto saat ini tengah dilakukan oleh pihak Lantas Mabes Polri. Kecurigaan mengenai kematian Doni beredar setelah sebelumnya mantan ajudan Susno, Inspektur Dua Anjar Saputro, juga tewas akibat kecelakaan di jalan raya pada 16 Oktober 2010.
Editor :
I Made Asdhiana

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls