Tuesday, August 17, 2010

Letkol UNTUNG, Tokoh Kunci G.30. S/PKI


                                                           

Letkol Untung, tokoh kunci G.30 S/PKI adalah salah satu lulusan terbaik Akademi Militer. Pada separuh pertama dekade 60-an, ia bersaing dengan Benny Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat). Baik Benny maupun Untung menunjukkan keberanian yang luar biasa pada operasi perebutan kembali Irian Barat ke pangkuan RI. Dalam operasi tersebut, Untung menjadi anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.

Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Letkol Untung pernah menjadi Komandan Batlyon 454/Benteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif (batalyon Infanteri) Linud 3288/Kujang II. Namun batalyon ini juga terlibat G.30.S, bahkan sempat bertempur dengan pasukan elite RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhi (mertua SBY). Usai G.30.S, kode angka batalyon Benteng Raiders diganti menjadi Batalyon 401.

Setelah G.30.S meletus dan ternyata tidak mendapat dukunganSoekarno, Untung pun melarikan diri. Ia menghilang beberapa bulan, sebelum tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggauta Armed di Brebes Jateng. Ketika tertangkap, dia tidak mengaku bernama Untung. Anggauta Armed yang menangkapnya, juga tidak menyangka kalau ia adalah pemegang komando operasional G.30.S. Setelah diperiksa di markas CPM Tegal, baru diketahui bahwa ia Untung.
Menurut versi resmi Soeharto, yang menangkap Untung bukanlah anggauta Armed, melainkan rakyat. Melalui sidang kilat dalam Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa), Untung pun dieksekusi mati pada tahun 1969 di Cimahi Jawa Barat.

Bagi Soeharto, nama Untung bukanlah nama orang lain. Hubungan keduanya cukup dekat. Kecuali ketika bertugas di Irian, Soeharto pernah jadi atasan Untung di Kodam Diponegoro. Indikasi kedekatan Soeharto dan Untung ditunjukkan pada kehadiran Soeharto bersama Ny.Tien pada resepsi pernikahan Untung di Kebumen Jawa Tengah, beberapa bulan sebelum G.30 S meletus.

Kedatangan seorang komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya memang hal yang biasa. Namun tampaknya ada hal khusus yang mendorong Soeharto dan istrinya hadir pada pernikahan Untung. Jarak Jakarta-Kebumen tidak cukup dekat, apalagi dalam situasi tahun 1965-an ketika sarana transportasi serba terbatas !!!

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Twitter

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls